Membelah Perjalanan Panjang Jakarta–Bandung dengan AION UT, Begini Pengalamannya
- VIVA/Yunisa Herawati
Bandung, VIVA - Kemacetan Jakarta di Jumat pagi sering kali menjadi ujian bagi pengemudi dan mobil yang dikendarainya. Dalam kondisi seperti ini, SUV listrik GAC AION UT diuji menempuh perjalanan dari diler AION di kawasan Warung Buncit, Jakarta Selatan, menuju Bandung.
Jalur perkotaan yang padat hingga ruas Tol Layang MBZ yang panjang memberi kesempatan VIVA Otomotif untuk merasakan performa sekaligus kenyamanan mobil listrik asal Tiongkok tersebut.
Begitu keluar dari diler, antrean kendaraan sudah mengular menuju pintu tol. Dalam situasi padat, AION UT terasa mudah dikendalikan.
Setirnya ringan tetapi tetap presisi, manuver di jalur sempit dapat dilakukan dengan luwes, dan respons pedal gas maupun rem halus tanpa hentakan. Karakter ini membuat mobil terasa ramah digunakan di tengah kemacetan perkotaan.
Mode Berkendara Fleksibel
AION U-T dilengkapi tiga mode berkendara: Comfort, Eco, dan Sport. Saat melewati lalu lintas padat, Comfort dan Eco menjadi pilihan ideal. Mobil bergerak dengan tenang, hemat energi, dan tidak melelahkan pengemudi.
Namun ketika memasuki tol MBZ, mode Sport memberikan pengalaman berbeda. Akselerasi terasa spontan, tarikan motor listrik mulus sekaligus bertenaga, sehingga manuver menyalip kendaraan lain dapat dilakukan dengan percaya diri.
Dari sisi teknis, AION U-T menggunakan baterai LFP yang mendukung pengisian AC tipe 2 serta DC CCS2. Jarak tempuhnya diklaim mencapai sekitar 500 kilometer (NEDC). Sistem penggeraknya roda depan, dipadu suspensi MacPherson independen di depan dan torsion beam di belakang. Kombinasi ini membuat bantingan terasa stabil tanpa mengorbankan kenyamanan penumpang.
Interior dan Fitur
Masuk ke dalam kabin, jok terasa ergonomis dengan busa yang cukup empuk. Sandarannya menopang tubuh dengan baik, meski dalam perjalanan jarak menengah hingga jauh rasa pegal tetap bisa muncul. Kapasitas bagasi mencapai lebih dari 1.000 liter, memberi keleluasaan untuk membawa banyak barang ketika bepergian.
Sistem hiburan dan pengaturan kendaraan terpusat pada layar sentuh besar yang menggunakan antarmuka ADiGO (AION Digital Intelligent Gateway and Operation System).
Layar ini memudahkan akses ke berbagai fitur, tetapi ada catatan pada pengaturan spion. Sebagian besar fungsinya harus diakses lewat layar, sementara tombol fisik hanya tersedia untuk memilih sisi kanan atau kiri.
Dalam praktiknya, cara ini terasa kurang praktis ketika pengemudi ingin menyesuaikan spion dengan cepat.
Pada bagian eksterior, AION U-T tampil dengan lampu utama LED bergaya “Owl Eyes” yang menjadi identitas desain. Pencahayaan terang serta desain modern ini menegaskan kesan futuristis yang ingin dibawa AION ke pasar SUV listrik di Indonesia.
CEO GAC Indonesia, Andry Ciu, menyebut bahwa kehadiran AION UT ditujukan untuk generasi urban.
"AION UT adalah hatchback kekinian yang kami hadirkan untuk menunjang gaya hidup modern masyarakat urban,” ujarnya.
Sebagai informasi, di Indonesia, AION UT ditawarkan dalam dua varian yaitu Standard seharga Rp 325 juta dan Premium Rp 363 juta. Untuk konsumen yang menginginkan tampilan berbeda, tersedia pula opsi two tone dengan tambahan Rp 3 juta.