Pakai Mobil PHEV tapi Jarang Dicas, Apa Efeknya?

Toyota Prius PHEV
Sumber :
  • Carscoops

Jakarta, VIVA – Mobil plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) menjadi salah satu alternatif populer bagi mereka yang ingin merasakan sensasi mobil listrik tanpa meninggalkan sepenuhnya mesin bensin.

Diskon Mobil Mazda Mencapai Rp100 Juta, Berlaku Cuma 2 Hari

Dengan baterai yang bisa diisi ulang, PHEV mampu menempuh jarak tertentu hanya dengan tenaga listrik. Namun, banyak pemilik PHEV ternyata jarang memanfaatkan fitur pengisian daya ini.

Kebiasaan jarang mengecas PHEV sebenarnya merugikan diri sendiri. Mobil tetap bisa berjalan dengan mesin bensin, tetapi efisiensi bahan bakar yang dijanjikan tidak akan tercapai. Alhasil, biaya operasional menjadi lebih tinggi daripada seharusnya.

Saking Lakunya, Mobil Baru Suzuki Inden hingga Berbulan-bulan

Selain itu, jarang mengecas juga membuat keunggulan ramah lingkungan dari PHEV berkurang drastis. Emisi karbon yang semestinya ditekan berkat penggunaan listrik, justru tetap tinggi karena dominasi mesin bensin. Pada akhirnya, tujuan memiliki PHEV menjadi tidak maksimal.

Dari sisi teknis, baterai yang jarang digunakan bisa kehilangan kapasitas optimalnya lebih cepat. Sama seperti gadget, baterai mobil listrik perlu dirawat dengan siklus pengisian yang sehat. Jika dibiarkan terlalu lama tidak diisi, performanya bisa menurun.

Terpopuler: Mobil Xiaomi Gerak Sendiri, Kutukan Marquez dan Diskon Motor Listrik Honda

Kenyamanan berkendara juga ikut terdampak. Mode EV yang seharusnya memberikan sensasi sunyi dan halus akan jarang bisa dipakai. Padahal, banyak orang memilih PHEV justru karena kombinasi fleksibilitas mesin bensin dan kesenyapan motor listrik.

Penggunaan bahan bakar pun meningkat secara signifikan. Mobil yang seharusnya mampu menekan konsumsi BBM hingga setengah, malah kembali boros seperti kendaraan konvensional. Ini membuat biaya bahan bakar harian dan bulanan membengkak.

Lebih jauh, kebiasaan jarang mengecas juga membuat investasi awal PHEV terasa sia-sia. Harga PHEV umumnya lebih mahal dibanding hybrid biasa atau mobil bensin murni. Jika tidak dimanfaatkan dengan benar, selisih harga tersebut tidak akan terbayar dengan penghematan bahan bakar.

Dari perspektif lingkungan, setiap PHEV yang tidak dicas berarti potensi pengurangan emisi gagal diwujudkan. Bayangkan jika ribuan pengguna melakukan hal yang sama, kontribusinya terhadap polusi udara tetap tinggi. Dengan kata lain, pilihan PHEV tanpa disiplin charging hanya menjadi gaya hidup, bukan solusi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya