Curhat Pengelola Tol, Truk Obesitas Bikin Biaya Perawatan Membengkak

Direktur Utama PT Waskita Toll Road, Herwidiakto.
Sumber :
  • Ridho Permana/VIVA.co.id

VIVA – Pemerintah saat ini gencar menertibkan truk Over Load Over Dimension (ODOL) atau kelebihan bebas alias obesitas. Terlepas dari faktor keselamatan  di jalan,  truk obesitas ternyata juga bikin neraca keuangan pengelola jalan tol merugi.

Pramono Minta Mentan Amran Usut Dugaan Beras Oplosan Secara Terbuka

Dikutip dari VIVAnews, Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto menjabarkan, tidak bisa dipungkiri bahwa pelarangan truk obesitas di jalan tol mengurangi jumlah lalu lintas yang melalui jalan tol. Tapi, kerugian yang dihasilkan dari perbaikan jalan lebih besar.

"Ini kampanye pelarangan masuk tol, kita sebagai pemain baru, banyak dilarang truk ODOL pemasukan jadi berkurang, ini pikiran praktisnya," kata dia dalam acara sosialisasi dan kampanye tol zero ODOL di Cirebon, Senin, 24 Februari 2020.

Sidang Korupsi Taspen di Pengadilan Tipikor, Jaksa Ajukan 3 Saksi Tambahan

Secara umum, cepatnya waktu perawatan jalan bisa dilihat dari rencana bisnis perusahaan terkait hal itu yang melesat. Meski, dia mengaku belum memiliki perhitungan secara spesifik besaran kerugian yang diderita akibat truk obesitas tersebut.

Dia mencontohkan, waktu perawatan besar ruas tol lazimnya dilakukan pada tahun ketiga maupun lima. Akan tetapi, tanpa disadari, setiap lalu lalang nya truk obesitas, biaya besar perawatan tol selalu muncul di tahun pertama.

Prabowo Perintahkan Jaksa Agung dan Kapolri Usut Tuntas Kasus Beras Oplosan: Ini Pidana!

"Kami belum punya datanya. Ini yang tanpa kita sadari," jelasnya.

Sementara itu, berdasarkan catatannya juga, lalu lintas truk ODOL di beberapa ruas tol masih cukup besar hingga saat ini. Misalnya, untuk ruas Tol Kanci-Pejagan, dari 34 truk yang masuk, 20 kendaraan di antaranya adalah truk ODOL.

Kebakaran di Los Angeles

Kerugian Global Akibat Bencana Alam di 2025 Capai Rp 2.122 T, Terbesar Kebakaran Hutan di LA

Amerika Serikat menjadi negara dengan porsi kerugian terbesar akibat bencana alam pada paruh pertama tahun ini.

img_title
VIVA.co.id
30 Juli 2025