Lebih dari 20 Dealer BYD Tutup Setelah 6 Bulan Gaji Karyawan Tidak Dibayar
- Carnewschina
VIVA – BYD menjadi salah satu brand kendaraan listrik terlaris di China. Namun tidak semua wilayah di Tiongkok tertarik dengan kendaraan yang mereka buat, hingga akhirnya sejumlah dealer BYD tutup di tahun ini.
Melansir Carnewschina, Sabtu 31 Mei 2025, lebih dari 20 dealer BYD milik Shandong Qiancheng Holding Co., Ltd yang tersebar di provinsi Shandong tutup, setelah mengalami krisis operasional sejak April 2025.
Padahal sebelumnya salah satu dari dealer BYD ‘Qian’ yang memiliki layanan 4S (sales, servis, spare parts, dan survey) tersebut sempat menjadi jarinan utama BYD di Tiongkok Raya karena penjualannya yang menjanjikan.
Dealer BYD tutup di Shandong, China
- Carnewschina
Adapun memasuki tahun ini pemasukannya mulai merosot, diikuti jaringan dealer lainnya di wilayah Shandong. Di tengah krisis tersebut dealer inti BYD tersebut sudah tidak beroperasi, dan kondisi showroom kosong.
Penutupan dealer tersebut tentunya bedampak langsung kepada lebih dari 1.000 konsumen yang sudah membayar paket asuransi kendaraan untuk jangka waktu tiga tahun ke depan.
Paket tersebut meliputi perawatan kedaraan secara menyeluruh, perlindungan rangka, komponen, dan layanan seumur hidup yang sempat dijanjikan dealer.
Layanan yang ditawarkan sales tersebut memerlukan uang muka sebesar 10.000-15.000 yuan, atau setara Rp22-34 jutaan. Setelah penutupan dealer, konsumen dijanjikan akan diganti premi tahun kedua dan ketiga.
Qiancheng atau nama dealer BYD di wilayah tersebut pertama kali berdiri, pada 2014. Karena pertumbuhannya sangat pesat, secara cepat menjadi mitra strategis utama BYD di Shandong.
Perusahaan retail tersebut mengoperasiikan lebih dari 20 dealer atau showroom BYD, dan pernah mencatatkan penjualan tahunan dengan nilai transaksi 3 miliar yuan atau setara Rp6,8 triliun untuk semua dealer.
Bahkan sebagai tanda apresiasinya, Qiancheng Group sebagai jaringan dealer BYD yang mempekerjakan lebih dari 1.200 karyawan itu dikunjungi oleh CEO BYD Company, Wang Chuanfu, pada April 2024 di Jinan.
Padahal di tahun lalu tanda-tanda krisis keuangan sudah mulai muncul. Bahkan menurut salah satu mantan karyawan mengaku pernah tidak mendapatkan gaji selama enam bulan.
Departemen Merek dan Hubungan Masyarakat BYD dalam keterangannya sempat menjelaskan terkait rumor rantai modal yang putus dari Qiancheng Group. Dijelaskan bahwa penyesuaian kebijakan delaer yang salah hingga menyebabkan krisis.
“Kebijakan kami terhadap dealer tetap konsisten dan stabil selama beberapa tahun terakhir,” tulis pernyataannya.
Artinya bukan dari pihak BYD yang menyebabkan kerugian tersebut. Namun karena manajemen dealer yang mengalami masalah pendanaan akibat ekspansi membabi buta dan cepat dengan operasional mengandalkan utang.
Sementara dari dokumen internal Qiancheng Group, 17 April menjelaskan bahwa BYD yang sudah melakukan kesalahan akibat kebijakan yang mereka buat, karena ambisinya ingin mencatatkan penjualan terbanyak.
"Dalam dua tahun terakhir, penyesuaian kebijakan dealer BYD telah memberikan tekanan yang sangat besar pada pengelolaan arus kas kami (pengiriman unit melimpah),” tulis keterangan Qiancheng.
Dokumen tersebut juga mengutip kondisi eksternal yang memburuk, termasuk beberapa kegagalan dealer otomotif di Shandong dan kebijakan pembiayaan bank yang konservatif sehingga menyulitkan konsumen untuk mengajukan kredit.