Ketika Subaru Belum Ikut Arus Elektrifikasi

Logo mobil Subaru
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta, VIVA - Di tengah maraknya tren elektrifikasi kendaraan di pasar otomotif global dan nasional, Subaru Indonesia mengambil pendekatan yang lebih hati-hati. 

Mobil Baru Wara-wiri di Jakarta Bikin Penasaran, BAIC BJ30 Hybrid?

Ketika banyak pabrikan berlomba meluncurkan mobil listrik maupun hybrid, Subaru memilih untuk belum menghadirkan teknologi tersebut ke pasar Indonesia.

Langkah ini bukan tanpa pertimbangan. Chief Executive Officer, Arie Christopher menegaskan bahwa keputusan tersebut didasarkan pada pemetaan kebutuhan konsumen dan strategi jangka panjang merek asal Jepang tersebut. 

Perang Harga Mobil Makin Panas, Suzuki Pilih Jalur Berbeda

Ia menyebut bahwa saat ini belum ada permintaan signifikan dari konsumen Subaru di Indonesia untuk kendaraan listrik. Hal ini tercermin dari hasil survei dan interaksi mereka dengan pasar.

“Sama seperti mereka tidak menjadikan EV sebagai prioritas utama mereka,” kata Arie saat berbincang di Kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Selasa 24 Juni 2025. 

Rusia Bikin Mobil yang Bisa Mendaki Gunung

Namun demikian, ia tidak menutup kemungkinan bahwa teknologi hybrid akan hadir di kemudian hari. Menurut Arie, rencana tersebut sedang dalam tahap kajian internal.

“Hybrid, kita bukan tidak punya rencana. Kita ada rencana, tapi saya belum bisa bilang kapan,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah sudah ada calon konsumen yang menanyakan soal mobil hybrid, Arie menjawab diplomatis. “Enquiry ada, ditunggu aja,” tuturnya. 

Ia juga menegaskan bahwa pihaknya tidak menutup pintu terhadap perubahan arah teknologi, namun Subaru ingin memastikan bahwa setiap langkah yang diambil benar-benar sesuai dengan kebutuhan konsumen mereka.

“Kalau hybrid saya tidak bisa bilang bahwa tidak ada rencana ke situ, tapi kapannya ditunggu aja,” kata Arie.

Pernyataan ini sejalan dengan strategi Subaru secara keseluruhan yang mengutamakan konsistensi dan relevansi produk jangka panjang dibanding sekadar mengikuti tren pasar.

“Saat kami memasarkan produk, kami harus benar-benar yakin bahwa itu cocok untuk market Indonesia,” ungkapnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya