Terjang Banjir Asal-asalan Bisa Bikin Mobil Rusak, Segini Biaya Perbaikannya
- Arianti Widya
Jakarta, VIVA – Musim hujan yang melanda berbagai wilayah di Indonesia membuat banyak pengemudi harus menghadapi genangan air di jalan, bahkan dalam beberapa kasus terpaksa menerobos banjir.
Meski sering dianggap sepele, melintasi banjir bisa menimbulkan risiko kerusakan serius pada kendaraan, terutama jika air sudah melebihi batas aman.
Trisno, Regional Head Bengkel Mobeng, menyampaikan bahwa mobil keluaran terbaru memang sudah mengalami banyak penyempurnaan dari sisi desain, khususnya terkait ketahanan terhadap air. Kendati demikian, ia menegaskan bahwa risiko kerusakan tetap ada.
“Kami tahu bahwa kendaraan sekarang ini sudah banyak improvement. Kalau dulu mungkin posisi saluran udara mesinnya masih di bawah. Sekarang rata-rata posisinya sudah di atas ya. Tapi tetap, potensi banjir itu bisa mempengaruhi kerusakan kendaraan,” ujarnya dikutip VIVA di bengkel Mobeng cabang Duren Sawit, Jakarta Timur.
Warga mendorong motor melintasi sisa lumpur akibat banjir bandang di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Minggu, 17 Maret 2019.
- ANTARA FOTO/Gusti Tanati
Ia juga mengingatkan bahwa kerusakan akibat banjir tidak selalu harus terjadi ketika air mencapai mesin. Air yang hanya sampai pada roda pun dapat memicu gangguan pada sistem pengereman.
“Kalau pengemudi paksa menerjang banjir dan air tergenang di roda, itu bisa menimbulkan karat di rem. Akibatnya, rem bisa macet, terutama di bagian piringan,” tegas Trisno.
Ilustrasi mengemudi mobil saat hujan deras.
- Dok: ADM
Adapun jika air sampai masuk ke dalam ruang mesin, menurut Trisno, dampaknya bisa jauh lebih parah. Pengemudi harus bersiap dengan biaya perbaikan yang cukup besar.
“Kalau sampai bagian mesin terendam, risikonya sangat mahal. Itu harus turun mesin, dan beberapa komponen elektrikal juga harus diganti. Biayanya bisa mencapai Rp15 juta sampai Rp20 juta,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa air yang masuk ke dalam mesin, terutama pada mobil bermesin bensin, bisa mengganggu proses pembakaran karena sistem pengapian bersifat sensitif terhadap air.
Hal ini membuat kendaraan tidak dapat berfungsi dengan normal dan berpotensi mogok total.
Untuk menghindari hal tersebut, Trisno menyarankan pengemudi memahami batas aman saat melintasi genangan. Ia menegaskan bahwa tinggi air harus diperhatikan dengan seksama sebelum memutuskan untuk melaju.