Perludem: Jangan Politisasi Isu Ratusan Petugas KPPS Meninggal

Titi Anggraini Perludem
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA – Tindakan mempolitisir peristiwa wafatnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2019, merupakan hal yang tidak tepat dilakukan. 

Pakar Hukum Curiga Ketua KPPS Coblos 18 Surat Suara Pramono-Rano Ada yang Suruh

Hal itu dikemukakan Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Demokrasi dan Pemilu (Perludem) Titi Anggraini, usai diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu, 11 Mei 2019.

Menurut Titi, hal yang lebih tepat dilakukan adalah mengkaji hal yang menyebabkan jumlah korban jiwa dari pelaksanaan  Pemilu 2019, yang menggabungkan Pileg dan Pilpres, begitu banyak. "Hal terpenting yang harus dilakukan adalah jangan mempolitisasi isu ini karena kepentingan atau bias politik," ujar Titi.  

KPU Ungkap Ada 6 Petugas KPPS yang Meninggal dan 115 Lainnya Sakit

Titi menyampaikan, sejak kompleksitas Pemilu sebagai mekanisme demokrasi langsung di Indonesia mulai meningkat pada Pemilu 2004, hajatan lima tahunan itu tak dipungkiri selalu menimbulkan korban jiwa dari penyelenggaraannya. 

Pemilu 2019 dinilai sebagai pemilu yang sejauh ini paling rumit karena ada hingga lima surat suara yang harus dicoblos pemilih. Kemudian diproses oleh para penyelenggara Pemilu.

Pengakuan Ketua KPPS dan Petugas TPS di Pinang Ranti Mencoblos 19 Surat Suara

"Petugas yang sakit, kelelahan, itu sudah ada saat Pemilu kita hanya menggunakan empat surat suara. Nah sekarang, di Pemilu 2019, ada lima surat suara," ujar Titi.

Titi mengemukakan, kajian harus dilakukan sehingga pemilu-pemilu selanjutnya tidak menimbulkan korban jiwa yang terlalu besar, seperti di Pemilu 2019. 

Data terakhir KPU menunjukkan setidaknya 469 orang petugas KPPS wafat, dan 4.602 orang sakit akibat menjadi penyelenggara Pemilu 2019.

"Lepaskan bias politik kita, jangan tarik ini ke ranah politik, tetapi ayo kita proporsional, kita evaluasi, kita kaji betul-betul, kita temukan apa yang menjadi penyebab masalah," ujar Titi.
 

Warga menentukan pilihannya dalam Pilkada. (ilustrasi)

Kasus Intimidasi di Pilkada 2024 Jumlahnya Turun dari Sebelumnya, Data dari Perludem

Peneliti Perludem Ajid Fuad Muzaki sebut kasus intimidasi yang dialami masyarakat pada Pilkada Serentak 2024, tidak sebanyak yang terjadi pada pilkada-pilkada sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
6 Desember 2024