12 Vaksin Anak Negeri yang Mendunia
- ANTARA FOTO/Ampelsa
VIVA – Isu vaksin hingga kini masih hangat diperbincangkan. Bukan hanya soal pelaksanaan prograamnya melainkan mengenai masalah halal-haram yang disebut-sebut sebagai penghambat jalannya program pemerintah.
Vaksin adalah salah satu solusi medis yang ditawarkan pemerintah (Kemenkes RI) untuk menyelesaikan penyebaran penyakit berbahaya. Itu sebabnya vaksinasi dilakukan di berbagai instansi kesehatan untuk masyarakat.Â
Namun belakangan penggunaan vaksin menjadi pertentangan. Tercatat ada 4 program pemerintah yang terkait vaksinasi dinilai memicu masalah. Salah satunya vaksin MR (Measles Rubella).
Akhir-akhir ini, vaksin MR atau Rubella menjadi polemik di kalangan masyarakat. Bukan masalah keamanan, namun masyarakat mempertanyakan soal ketiadaan sertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).Â
Setelah ditelusuri, Kemenkes mengakui bahwa vaksin yang diproduksi oleh Serum Institute of India (ISI) ini ternyata mengandung unsur babi di dalamnya. Meski demikian, MUI tetap memutuskan vaksin MR boleh digunakan (Mubah) untuk imunisasi. Karena kondisi terpaksa dan belum ditemukan vaksin halal yang cocok untuk rubella.
Fatwa Nomor 33 Tahun 2018 tentang Penggunaan Vaksin MR, produk dari SII untuk imunisasi itu diputuskan pada Senin 20 Agustus 2018 dan disahkan dan dipublikasikan oleh Ketua Komisi Fatwa MUI, Hasanuddin AF beserta Sekretaris Komisi Fatwa MUI Asrorun Ni'am Sholeh.
Sayangnya, meski sudah ditetapkan bersifat Mubah, namun masyarakat sudah 'kadung' kecewa dan cenderung ragu akan kualitas vaksin yang digunakan di Indonesia.Â
Padahal asumsi itu sangat bertolak belakang dengan kenyataan yang ada. Di balik semua 'pesimis' itu Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, justru telah dipercaya sebagai negara yang memiliki standar teknologi vaksin yang telah maju.
PT Bio Farma adalah salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Perusahaan ini adalah satu-satunya produsen vaksin di Indonesia yang dipercayanya sebagai Center of Excellence on Vaccine and Bio Technology Product oleh Konferensi Tingkat Menteri Kesehatan Organisasi Kerja Sama Islam (KTM OKI).Â
Dalam konferensi yang dilakukan pada 6-7 Desember yang lalu di Jeddah, Saudi Arabia itu, Bio Farma dinyatakan memiliki reputasi yang baik di mata negara-negara Islam dunia.Â