RIP Buaya Keroncong Indonesia
- nstagram.com/erick_mus
Sakit Diabetes
Di usianya yang semakin tua, Mus menderita penyakit diabetes dan membuat kedua matanya buta permanen. Sejak tahun 1984, penglihatan Mus memang terus menurun hingga pada bulan Desember 2009 ia benar-benar tidak bisa melihat lagi.
Meski begitu, Helen, sang istri, mengatakan bahwa Mus masih mendapat banyak tawaran manggung, baik dalam acara keagamaan maupun hiburan.
“Banyak tawaran nyanyi baik pelayanan maupun pesta ulang tahun, show semangatnya juga masih besar,” ucap Helen.
Sebelum meninggal dunia, Mus Mulyadi sempat dinyatakan sehat dan diperbolehkan untuk pulang. Bahkan dalam waktu dekat ini, Mus berencana akan manggung di Bandung dan Yogyakarta.
Mus masuk RS Pondok Indah pada 9 April lalu. Tekanan darah Mus Mulyadi sempat stabil dan seyogyanya sudah diperbolehkan dokter untuk pulang ke rumah pada 12 April 2019.
“Tadi pagi setelah sarapan sudah dites darahnya cuma 158 berarti kan sudah oke sudah mau pulang besok,” ucap Erick, putra Mus, di tempat yang sama.
Erick menambahkan bahwa beberapa saat sebelum menghembuskan napas terakhir, keluarga terdekatnya sudah mendampingi. Mus meninggal beberapa saat setelah melakukan video call dengan anak pertamanya, Irene Patricia Melati yang berada di Australia.
“Setelah video call (dengan Irene) meninggal. Jadi nunggu saya dan video call anak saya yang perempuan,” ucap Helen.
Rencananya, pada hari Sabtu, 13 April mendatang, jenazah musisi keroncong tersebut akan dimakamkan di TPU Joglo, Jakarta Barat. Penyakit diabetes mungkin telah merenggut nyawa sang maestro hari ini, namun, kesuksesannya di dunia musik keroncong akan tetap dikenang.
Selamat jalan, legenda!
