Rakyat Suriah Mengungsi, Eropa Kelabakan

mayat bocah suriah di tepi pantai
Sumber :
  • REUTERS/Stringer
VIVA.co.id
Menkumham: Indonesia Kewalahan Hadapi Imigran
- Eksodus pengungsi Suriah ke Benua Eropa dalam dua pekan terakhir membuat publik terbelalak. Menurut catatan dari pejabat di wilayah Bavaria, Jerman, menunjukkan lebih dari 100 ribu pengungsi dari Suriah dan Timur Tengah tiba di Jerman sepanjang bulan Agustus lalu. Ini menjadi arus migran terbesar yang pernah ada di Benua Eropa. 

Bom Kimia Diduga Kembali Terjadi di Suriah
Para pengungsi rela menempuh perjalanan panjang dan berbahaya dari negara asal di Suriah, lalu menuju ke Turki dan dilanjutkan ke Yunani. Negara Dewa Zeus itu dipilih sebagai pintu masuk bagi para pengungsi untuk mewujudkan mimpi mereka demi memiliki kehidupan yang lebih baik. 

Cara Unik Anak Suriah Halau Serangan Bom Jet Tempur
Publik di seluruh dunia tersentak dan baru menyadari betapa mengkhawatirkannya isu ini ketika jasad bocah Aylan Kurdi ditemukan tak bernyawa di tepi pantai di Bodrum, Turki pada pekan lalu. Menurut pengakuan Ayah Aylan, Abdullah Kurdi, Aylan terlepas dari pegangannya ketika perahu kayu yang mereka tumpangi terbalik. 

Kapten perahu yang diketahui seorang warga Turki panik ketika ombak tinggi menghantam perahu. Penumpang yang ada di perahu kemudian memutuskan lompat. Jaket penyelamat yang dibawa keluarga Kurdi hilang ketika kapal terbalik. 

"Saya mengambil alih kapal ketika kapten panik. Tetapi, ombak begitu tinggi dan perahu pun terbalik," ujar Abdullah seperti dikutip harian The Independent. 

Dia mengatakan telah berupaya memegang tangan istrinya, Rehan, serta kedua putera mereka, Aylan dan Galip. 

"Semua orang berteriak dalam kegelapan malam," kata Abdullah ketika mengenang kembali peristiwa menyeramkan itu. 

Abdullah dan keluarga memutuskan berangkat sendiri menuju ke Yunani usai dua kali upaya mereka dengan dibantu jasa penyelundup manusia untuk bisa ke Pulau Kos, gagal. Menurut keterangan seorang pejabat berwenang di Pelabuhan di Bodrum, perahu yang digunakan untuk menyeberang ke Yunani tidak layak. 

"Itu seperti sebuah perahu untuk anak-anak, mainan. Mereka membelinya dari sebuah toko dengan mesin motor elektronik yang juga menyerupai seperti sebuah mainan juga. Setiap hari, peristiwa semacam ini menewaskan empat atau lima orang," ujar pejabat berwenang itu. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya