Dilirik Parpol, Ahok Galau

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
Sumber :
  • VIVA/Adin Lubis

Dua partai politik, Nasdem dan Hanura, telah jelas menyatakan dukungan untuk Ahok. Nasdem memiliki 5 kursi di DPRD DKI. Sementara Hanura, memiliki 10 kursi. Ditambah 9 kursi Golkar yang turut menjadi partai politik yang mendukung Ahok, maka ada 24 kursi pendukung Ahok di DPRD DKI.

Banyak Tawaran dari Parpol, Ahok Mulai Galau

Jumlah itu sudah jauh lebih dari cukup untuk memenuhi syarat yang ditentukan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Undang-undang itu mensyaratkan adanya dukungan paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi parlemen agar seseorang bisa diusung dari jalur partai politik. Melihat komposisi DPRD DKI yang jumlahnya 106 kursi, maka minimal dukungan yang terkumpul 21,2 atau dibulatkan menjadi 22 kursi.

Ahok dan PDIP

Polda Jatim Periksa 17 Saksi Ambruknya Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

Meski telah memastikan dukungan dari tiga partai, tampaknya Ahok masih membuka peluang diusung PDIP. Begitu juga PDIP yang pernah mengkritik keras Ahok masih menyisakan harapan bisa mengusung mantan Anggota DPR RI itu di Pilkada DKI mendatang.

PDIP memang sangat menentukan. Sebab, bila Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), partai politik yang sempat hendak mengusung Ahok akhirnya membuat keputusan tetap mengusung, maka PDI-P bisa melakukannya tanpa perlu berkoalisi dengan partai politik manapun. PDI-P memiliki kursi sebanyak 28 di DPRD DKI.

Dibintangi Indro Warkop, Film Comic 8 Revolution Sajikan Kisah Santet Berbalut Komedi

Ahok menilai hubungannya dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) layaknya cerita yang tak pernah berakhir. Hubungannya dengan partai berlambang banteng itu sempat surut saat ia mengumumkan hendak maju dari jalur perseorangan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017.

Ahok  bahkan sempat berkali-kali disindir Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri saat ia secara tak terjadwal menghadiri acara peluncuran buku tentang Megawati di Gedung Arsip Nasional, Jakarta Barat, Rabu, 23 Maret 2016.

Ahok hingga mengejar-ngejar Megawati sekadar untuk bersalaman pada waktu itu. Namun belakangan, hubungan Ahok dengan PDI-P kembali menghangat. Ahok bertemu dengan para petinggi PDI-P dalam haul Taufiq Kiemas di kediaman Megawati pada Rabu, 8 Juni 2016.

"Itu kan cerita never ending story (hubungannya dengan PDI-P)," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Rabu, 14 Juni 2016.

Meski demikian, Ahok enggan membeberkan apakah cerita itu akan berlanjut dengan diusungnya ia oleh PDI-P di Pilkada DKI 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya