PDIP dan Ahok Ubah Peta Politik Pilkada DKI
- istimewa
"Dia saya kira sudah seperti dewa kecil lah ya," ujar Amien di Pasar Permai Lorong, Koja, Jakarta Utara, Minggu, 18 September 2016.
Namun, kehebohan yang dibuat PDI Perjuangan melalui keputusan mereka mengusung Ahok-Djarot, dibalas langsung oleh berubahnya peta politik Pilkada DKI Jakarta.
Dengan apa yang diputuskan PDI Perjuangan itu, maka pasangan Ahok-Djarot secara otomatis telah memiliki jumlah dukungan kursi partai politik di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI. Jauh melampaui syarat jumlah minimal kursi yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI, sebanyak 21 kursi, merujuk kepada Undang-undang nomor 8 tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala Daerah.
Keputusan PDI Perjuangan itu menggenapkan dukungan kursi DPRD untuk Ahok-Djarot menjadi 52 kursi. Dengan rincian, 28 kursi dari PDI Perjuangan, 10 kursi dari Hanura, 9 kursi dari Golkar dan 5 kursi dari Nasdem.
Sementara itu, jumlah kursi yang mendukung Sandiaga-Mardani hanya sebanyak 26 kursi, dengan rincian 15 kursi dari Partai Gerindra dan 11 kursi dari PKS.
Sedangkan jumlah kursi empat partai lainnya sebanyak 28 kursi, dengan rincian 10 kursi dari PPP, 10 kursi dari Demokrat, 6 kursi dari PKB dan 2 kursi dari PAN.
Tapi, dalam rapat dadakan yang digelar enam partai politik anggota koalisi kekeluargaan, diputuskan bahwa koalisi itu tidak akan pecah sepeninggal PDI Perjuangan. Hal itu disampaikan Ketua DPD Gerindra DKI, Muhammad Taufik, dalam rapat yang digelar di kawasan Jalan Pramuka, Jakarta Pusat.
"Ada beberapa kesepahaman. Keluarga ini enggak boleh pecah. Kalau ada tujuh anak, ada satu yang berbeda itu wajar. Itu adalah hak, kami hormati. Kita berenam akan mempererat silaturahmi. Kita berharap pemilukada berjalan aman dan lancar," ujar Taufik.
Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Nachrowi Ramli, menambahkan, keputusan rapat koalisi kekeluargaan malam ini akan dibawa oleh para pimpinan dewan pimpinan daerah dan dewan pimpinan wilayah masing-masing ke dewan pimpinan pusat partai koalisi kekeluargaan. "Mudah-mudahan besok atau Kamis akan ada keputusan," kata purnawirawan jenderal TNI ini.
Koalisi kekeluargaan hingga malam tadi masih solid mendukung Sandiaga Uno sebagai calon gubernur yang akan diusung untuk melawan Ahok. Tapi, kemungkinan nama Mardani Sera Ali yang diusung PKS akan tercoret dari posisi calon wakil gubernur. Sebab, koalisi kekeluargaan baru membahas siapa kandidat yang akan diusung sebagai pendamping Sandiaga untuk melawan Ahok-Djarot. "Nama sudah ada. Kita serahkan ke DPP untuk memutuskan," ujar Nachrowi.
