Lawang Pitu Guncang Jakarta Lewat Konser Intimate Bareng Legenda Rock Indonesia
- Ist.
Jakarta, VIVA – Musik rock Indonesia kembali menancapkan kukunya di panggung musik Tanah Air. Baru-baru ini, grup rock Lawang Pitu sukses menggelar konser eksklusif bertajuk “Intimate Concert Collaboration With Legend Rock” di Lidah Lokal, Artotel, kawasan GBK Senayan, Jakarta Pusat.
Tak hanya menyuguhkan aksi panggung berenergi tinggi, konser ini juga menjadi momen peluncuran dua video klip terbaru mereka: “Anugerah Harmoni” dan “Pengkhianat”, penutup dari album perdana mereka. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Lawang Pitu tak tanggung-tanggung dalam menyuguhkan konser ini. Mereka menggandeng sejumlah ikon rock Indonesia seperti Eet Sjahranie (Edane), John Paul Ivan (Boomerang), Edwin (Cokelat), Irang Arkad, Windy Saraswati, hingga Audra, musisi muda dari generasi Gen Z yang tengah mencuri perhatian.
Di balik konser ini, ada peran besar ACC Production yang sukses mengemas acara menjadi pengalaman musik yang intim namun tetap membakar semangat. Musisi lintas generasi tampil membawakan lagu-lagu kolaborasi, menghidupkan kembali semangat rock yang sempat meredup di tengah dominasi genre digital.
Asisi Basuki, bassist dan produser Lawang Pitu, menjelaskan bahwa peluncuran dua video klip ini adalah bagian dari strategi kreatif mereka.
“Lagu ‘Anugerah Harmoni’ dan ‘Pengkhianat’ kami luncurkan malam ini sebagai penutup album pertama. Tapi tidak hanya itu, kami sengaja menghadirkan para legenda rock sebagai bentuk penghormatan dan juga kolaborasi lintas generasi,” ungkap Asisi.
Dalam konser tersebut, Asisi juga memperkenalkan Audra, musisi muda yang tampil membawakan lagu “Kau Pikir Kaulah Segalanya” milik Edane. Menurutnya, kehadiran Audra merupakan simbol regenerasi dalam musik rock Indonesia.
“Dengan menghadirkan Audra dari kalangan Gen Z, kami ingin memperlihatkan bahwa musik rock tidak mati, justru sedang mengalami regenerasi,” tambahnya.
Trison Manurung, vokalis utama Lawang Pitu yang sebelumnya dikenal lewat band Roxx dan Edane, menyebut konser ini sebagai bukti bahwa musik rock masih punya tempat di hati masyarakat.
“Kolaborasi dengan Eet Sjahranie di lagu ‘Pengkhianat’ bukan hanya soal chemistry musikal, tapi soal kekuatan pesan dan energi,” tegas Trison.
Ia menjelaskan bahwa “Pengkhianat” merupakan kritik terhadap pejabat publik yang menyalahgunakan kepercayaan rakyat, sementara “Anugerah Harmoni” membawa pesan penting soal toleransi dan keberagaman.
“Kami ingin sampaikan bahwa musik rock bukan hanya soal distorsi dan riff cepat, tapi juga bisa menjadi media perlawanan dan penyampaian pesan moral,” ujar Trison lagi.
Lawang Pitu menyuguhkan deretan lagu andalan seperti “Dagelan”, “Ditikam Badai”, serta dua lagu utama mereka: “Anugerah Harmoni” dan “Pengkhianat”. Mereka juga memanaskan suasana dengan membawakan lagu-lagu legendaris milik Metallica, termasuk “One” dan “Master of Puppets”.
Tak berhenti di situ, panggung semakin meledak saat Eet Sjahranie menyapa penonton dengan lagu seperti “Ikuti”, “Kau Pikir Kaulah Segalanya”, dan “Kehidupan” milik God Bless. Penampilan dari John Paul Ivan, Edwin, Irang Arkad, dan Windy Saraswati turut menambah panas suasana malam itu.
Menurut Budi Ace dari ACC Artist Management, konser ini bukan sekadar peluncuran karya, tetapi momentum persatuan musisi rock Indonesia yang sempat terpecah oleh perkembangan tren digital dan genre baru.
“Kami ingin musik rock kembali berjaya. Dengan mempertemukan para legenda dan musisi muda, kami berharap semangat rock Indonesia menyala kembali,” tutur Budi.
Sebagai penutup yang mengguncang, seluruh musisi naik ke panggung membawakan lagu “Enter Sandman” dari Metallica. Sorakan dan nyanyian dari penonton membuktikan satu hal: rock belum mati—ia hanya menunggu saat yang tepat untuk bangkit kembali.
“Awalnya kita hanya ingin launching video klip ‘Pengkhianat’ dan ‘Anugerah Harmoni’. Tapi sekalian saja kami ajak para legenda agar acaranya lebih hidup dan keren,” pungkas Asisi Basuki.