Profil Acil Bimbo, Kakek Adhisty Zara yang Terkenal dan Legendaris

Acil Bimbo.
Sumber :
  • Instagram @melly_goeslaw.

VIVA – Indonesia kembali kehilangan salah satu maestro musiknya, Raden Darmawan Kusumawardhana Hardjakusumah, yang lebih dikenal dengan nama Acil Bimbo. 

Ungkapan Doa Adhisty Zara untuk Sang Kakek Acil Bimbo yang Meninggal Dunia

Musisi senior ini menghembuskan napas terakhir pada Senin, 1 September 2025, pukul 22.13 WIB, di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, hanya beberapa hari setelah merayakan ulang tahunnya yang ke-82 pada 20 Agustus 2025. 

Acil dimakamkan di Cimahi pada Selasa, 2 September 2025, diiringi doa dan penghormatan dari keluarga, rekan musisi, serta penggemar yang mengenang perjalanan panjangnya di dunia seni.

Acil Bimbo Meninggal Dunia Usia 82 Tahun, Hari Ini akan Dimakamkan di Cimahi

Profil Acil Bimbo

Acil Bimbo lahir di Bandung pada 20 Agustus 1943, dari pasangan Raden Dajat Hadjakusumah dan Uken Kenran. Ia dikenal sebagai salah satu pilar grup musik legendaris Bimbo, yang ia dirikan bersama kakaknya, Sam Bimbo, adiknya, Jaka Bimbo, dan Iin Parlina pada tahun 1966. 

Acil Bimbo, Musisi Senior Kakek Adhisty Zara Meninggal Dunia

Grup ini mencuri perhatian publik dengan lagu-lagu bernuansa religius, sosial, dan romansa yang sarat makna, seperti Ada Anak Bertanya pada Bapaknya, Tuhan, Sajadah Panjang, Rindu Rasul, Flamboyan, dan Umat Manusia Bergembira. Gaya musik Bimbo yang khas, memadukan harmoni vokal dan lirik puitis, menjadikan mereka salah satu ikon musik pop Indonesia pada era 1970-an hingga 1980-an.

Selain berkarier di dunia musik, Acil juga menunjukkan dedikasi pada dunia seni peran. Ia membintangi beberapa film, termasuk Ambisi (1973) dan Tante Sun (1977), yang memperlihatkan bakatnya sebagai seniman serba bisa.

Namun, di tengah kesibukannya di dunia hiburan, Acil tetap memprioritaskan pendidikan formal. Ia meraih gelar sarjana hukum dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran pada 1974 dan melanjutkan studi di bidang kenotariatan di universitas yang sama, lulus pada 1994. Kecintaannya pada ilmu pengetahuan mencerminkan sosoknya yang intelektual dan visioner.

Acil Bimbo juga dikenal sebagai aktivis yang peduli terhadap isu sosial dan lingkungan. Pada 2015, ia turut berpartisipasi dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Bandung, menyuarakan keprihatinannya terhadap privatisasi air di negara-negara Asia. 

Sebagai ketua LSM Bandung Spirit sejak tahun 2000, Acil aktif mengkampanyekan isu-isu kemanusiaan dan pelestarian budaya. Kontribusinya tidak hanya terbatas pada musik, tetapi juga pada upaya membangun kesadaran sosial di masyarakat.

Dalam kehidupan pribadi, Acil menikah dengan Ernawati, dan pernikahan mereka dikaruniai empat orang anak. Dari anak-anaknya, ia memiliki beberapa cucu, termasuk Adhisty Zara dan Hasyakyla Utami, yang dikenal sebagai mantan anggota JKT48. 

Kepergian Acil meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama Zara yang mengungkapkan kesedihannya melalui media sosial. Sejumlah musisi Tanah Air juga menyampaikan belasungkawa, mengenang Acil sebagai sosok inspiratif yang rendah hati.
Warisan Acil Bimbo tidak hanya terletak pada karya-karyanya yang abadi, tetapi juga pada semangatnya dalam menyeimbangkan seni, pendidikan, dan kepedulian sosial.

Kepergiannya menandai akhir dari sebuah era, namun musik dan semangatnya akan terus hidup di hati penggemar dan generasi mendatang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya