Kritik Menohok Fedi Nuril ke Menteri Agama Soal Gaji Guru
- IG @fedinuril
Jakarta, VIVA – Aktor Fedi Nuril ikut bersuara lantang menanggapi ucapan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar yang dianggap merendahkan profesi guru. Melalui akun Twitter pribadinya, pemeran utama film Ayat-Ayat Cinta itu menyayangkan pernyataan menteri yang menyebut guru tak seharusnya berorientasi pada uang.
"Ketika seorang Menteri sudah berucap, 'kalau mau cari uang, jangan jadi guru. Jadi pedagang, lah'," tulis Fedi Nuril, dikutip Jumat 5 September 2025. Scroll untuk tahu lebih lanjut, yuk!
Menurut Fedi, ucapan tersebut bukan sekadar slip of the tongue, melainkan sinyal suram tentang masa depan kesejahteraan guru di bawah pemerintahan saat ini.
"Gue merasa kemungkinan rezim Prabowo untuk memberikan gaji yang layak kepada para guru di Indonesia sangat kecil," imbuh aktor 43 tahun itu.
"Tujuan mulia bukan berarti tidak pantas dapat gaji yang layak,” tegasnya.
Pernyataan Menag yang Picu Polemik
Komentar Nasaruddin Umar yang menuai reaksi luas disampaikan saat membuka kegiatan Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Jakarta, Rabu 3 September 2025. Dalam rekaman yang beredar, ia menekankan perbedaan orientasi antara pedagang dan guru.
"Menjadi guru itu mulia sekali... Maka itu, jangan ikut-ikutan terhadap para pedagang yang memang tujuannya mencari uang. Kalau mau cari uang jangan jadi guru, jadi pedaganglah," ucapnya.
Ungkapan ini segera memantik kritik, tidak hanya dari publik, tetapi juga dari kalangan figur publik seperti Fedi Nuril.
Klarifikasi dan Permintaan Maaf Nasaruddin
Tak lama setelah kontroversi merebak, Menag Nasaruddin menyampaikan permintaan maaf. Ia mengaku pernyataannya dipotong sehingga menimbulkan tafsir yang melukai perasaan para guru.
"Saya menyadari bahwa potongan pernyataan saya tentang guru menimbulkan tafsir yang kurang tepat. Untuk itu, saya memohon maaf yang sebesar-besarnya," jelasnya dalam keterangan resmi Kemenag.
Nasaruddin menekankan bahwa ia tak pernah bermaksud merendahkan profesi guru. Sebaliknya, ia ingin menegaskan kemuliaannya. Ia bahkan mengingatkan bahwa dirinya juga puluhan tahun mengabdi di dunia pendidikan.
"Puluhan tahun hidup saya, saya abdikan di ruang kelas, mendidik mahasiswa. Karena itu, saya sangat memahami bahwa di balik kemuliaan profesi ini, guru tetap manusia yang membutuhkan kesejahteraan yang layak," katanya.
Ia menambahkan, pemerintah tengah berupaya memperbaiki kesejahteraan tenaga pendidik yang kerap disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
