Perjalanan Pertama, Kolaborasi Indonesia-Malaysia di Film Layar Lebar
- Mahakarya Pictures
VIVA – Dua rumah produksi dari negara yang berbeda, Mahakarya Pictures dari Indonesia dan D Ayu Pictures dari Malaysia, bekerja sama dalam film Perjalanan Pertama. Film itu juga melibatkan dua aktor dari negara masing-masing.
Dari Indonesia ada aktor muda, Muzzaki Ramdhan, yang sudah banyak berakting di perfilman Tanah Air. Ia beradu akting dengan aktor kawakan asal Malaysia, Dato Tamimi Siregar. Lantas akan seperti apa ceritanya? Baca artikel ini selanjutnya.
Film Perjalanan Pertama berlatar belakang cerita keluarga, menggambarkan tentang hubungan cucu dan kakeknya. Naik turun hubungan mereka dikarenakan beberapa kejadian di masa lalu. Film itu disutradarai Arief Malinmudo.
“Film ini menjadi sangat spesial bagi saya, dapat bekerjasama dengan yang yiatu aktor legendaris dari Malaysia, Dato Tamimi Siregar, dan yang satu laginya merupakan rising star perfilman Indonesia, Muzzaki.” Ujar Arief Malinmudo dalam keterangan tertulisnya.
Film ini jadi yang ketiga untuk Arief Malinmudo. Sebelumnya ia merilis Surau dan Silek di 2017 dan melakukan world tour screening. Lalu setahun kemudian ada Liam dan Laila yang diputar di dua Benua.
Sementara Mahakarya Pictures baru-baru ini merilis film Kemarin. Film itu bercerita mengenai perjalanan band Seventeen. Masyarakat cukup menyambut hangat film tersebut.
Kini, mereka berharap Perjalanan Pertama bisa kembali menghangatkan penonton. Film bertema keluarga itu ingin menyampaikan berbagai pesan kepada orang tua dan anak.
"Harapannya film ini akan mengingatkan kita, kalau kita sebagai orang tua, kita tidak pernah bisa memilih bagian mana yang akan ditiru oleh anak cucu kita, dan kenangan dari cerita apa yang akan diingat oleh anak cucu kita nanti," ujar Arief.
Mawar Eva de Jongh dan Arbani Yasiz Kisahkan Cinta Sejati Shella-Albi di Film Sampai Titik Terakhirmu
LYTO Pictures merilis first look film Sampai Titik Terakhirmu, kisah nyata cinta sejati Shella Selpi Lizah dan Albi Dwizky. Dibintangi Mawar Eva de Jongh dan Arbani Yasiz
