5 Film Indonesia yang Membahas Tentang Kekerasan Seksual
- Tangkapan Layar YouTube Netflix Indonesia
VIVA –  Isu tentang kekerasan seksual belakangan ini sedang ramai diperbincangkan oleh publik di media maya. Seperti tak ada habisnya, kabar munculnya kasus baru dari kekerasan seksual terhadap kaum perempuan baik itu dari berbagai kalangan usia dan latar belakang pasti akan selalu ada. Kasus ini pada dasarnya sulit untuk mencuat ke permukaan apabila tidak diviralkan terlebih dahulu. Namun ada cara lain untuk membahas tentang isu kekerasan seksual tersebut kepada khalayak yakni dengan melalui sebuah film
Sebuah film yang mengangkat tentang isu kekerasan seksual tersebut pada dasarnya dibuat oleh para sineas dengan memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran pada masyarakat akan dampaknya terhadap korban dan agar senantiasa hal itu tidak terjadi lagi khususnya di Indonesia. Film Indonesia mengenai kekerasan seksual juga dapat sekaligus menjadi sindiran bagi lembaga tertentu yang menangani isu kasus terkait. Berikut ini kumpulan film indonesia tentang kekerasan seksual yang direkomendasikan untuk ditonton oleh Viva yang dihimpun dari berbagai sumber.Â
1. Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)
Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak
- Instagram @aswan.zanynu
Film yang diperankan oleh Marsha Timothy sebagai Marlina ini menjadi salah satu film yang mengangkat isu kekerasan terbaik dari Indonesia. Hal itu dikarenakan Film marlina si Pembunuh dalam Empat Babak ini berhasil tayang di ajang internasional dan sukses memborong 10 Piala Citra dalam Festival Film Indonesia (FFI). Film yang dirilis pada 16 November 2017 ini diketahui bertemakan ‘women empowerment’ yang kuat sebagai penggambaran nyata dari seorang penyintas pelecehan seksual yang sulit mencari sebuah keadilan.Â
2. 27 Steps of May (2018)
27 Steps of May
- Instagram @pecintafilmofficial
Film selanjutnya yang mengisahkan tentang kekerasan seksual yakni adalah 27 Steps of May. Sama seperti film sebelumnya, film ini juga berkesempatan untuk tayang di sejumlah ajang internasional. Secara garis besar, gambaran yang diberikan dalam film ini adalah dampak psikologis jangka panjang pada korban dan orang-orang di sekitarnya atas tindakan kekerasan seksual tersebut. Dalam film ini mengisahkan seorang perempuan yang bernama May (Raihaanun) sebagai perempuan korban pemerkosaan dalam tragedi kerusuhan di tahun 1998, saat itu May masih berusia di bawah umur yakni 14 tahun. Setelah hal tersebut terjadi kepada May, sang ayah menjadi sangat merasa bersalah dan menganggap bahwa dirinya tak bisa melindungi anak perempuannya itu.