Ria Ricis Curhat Soal Pengalaman Tak Menyenangkan Saat Lapor Polisi

Ria Ricis
Sumber :
  • IG @riaricis1795

Jakarta, VIVA – Band punk Sukatani tengah menjadi perbincangan publik setelah video permintaan maaf mereka kepada institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) beredar luas di media sosial. Video tersebut diunggah tanpa adanya latar belakang yang jelas, membuat banyak pihak bertanya-tanya mengenai alasan di baliknya.

Tiara Eve Rilis Album Baru 528Hz Dance Mantra, Padukan Elektronik dengan 'Penyembuhan'

Dalam video tersebut, Sukatani menyampaikan permohonan maaf atas lagu mereka yang berjudul Bayar Bayar Bayar, yang sempat viral di berbagai platform digital. Permintaan maaf ini ditujukan langsung kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Scroll lebih lanjut ya.

“Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolri dan institusi Polri atas lagu ciptaan kami dengan judul Bayar Bayar Bayar, yang dalam liriknya terdapat kata-kata ‘bayar polisi’ yang telah kami nyanyikan sehingga viral di beberapa platform media sosial,” ujar Syifa, gitaris band Sukatani.

Raissa Anggiani Rangkum Kisah Cinta Lewat Album Perdana Kepada, Yang Terhormat

Sebagai bentuk tanggung jawab, Sukatani telah menarik lagu tersebut dari seluruh platform digital. Syifa juga menegaskan bahwa pihaknya tidak lagi bertanggung jawab atas peredaran lagu tersebut apabila masih ditemukan di berbagai media.

Melangkah dari Luka Menjadi Nada: Aan Story Persembahkan Album Terapi Hati

Lagu Bayar Bayar Bayar secara eksplisit mengkritik praktik pungutan liar yang kerap dikaitkan dengan aparat kepolisian. Menurut Syifa, lagu tersebut sebenarnya ditujukan untuk mengkritik oknum polisi yang diduga menyalahgunakan kewenangan mereka. Namun, lagu itu justru menuai polemik setelah menjadi viral.

Belakangan diketahui bahwa sebelum video permintaan maaf beredar, para personel Sukatani sempat dipanggil oleh Tim Siber Polda Jawa Tengah untuk menjalani interogasi terkait lagu Bayar Bayar Bayar. Hal ini menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan publik mengenai ada atau tidaknya tekanan terhadap band tersebut untuk menghapus lagu mereka dan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

Grup musik punk asal Purbalingga, Sukatani

Photo :
  • Instagram/sukatani.band

Reaksi dari berbagai kalangan, terutama sesama musisi, menunjukkan keprihatinan terhadap kondisi kebebasan berekspresi di Indonesia. Banyak yang menilai bahwa permintaan maaf tersebut mencerminkan adanya pembatasan terhadap kritik sosial melalui seni dan musik.

Persoalan terkait kritik terhadap institusi kepolisian tidak hanya muncul dalam bentuk lagu. Kasus serupa juga dialami oleh Youtuber terkenal, Ria Ricis, yang membagikan pengalamannya saat berurusan dengan aparat kepolisian. Dalam salah satu unggahan di kanal YouTube Ricis Official, ia mengisahkan bagaimana dirinya pernah melaporkan akun penyebar kebencian ke Polres Metro Depok, namun justru dimintai sejumlah uang oleh seorang kepala unit (kanit) kepolisian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya