Cici Faramida dan Siti KDI Menangis Kenang Momen Ramadhan Terakhir Bersama Ibunda
Jakarta, VIVA – Cici Faramida dan Siti KDI kembali mengingat momen-momen kebersamaannya dengan mendiang ibunya, Hj. Roesnaedi. Berdasarkan keterangan keduanya sang ibunda sempat menjalani perawatan di rumah sakit pada awal Ramadhan kemarin.
Berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen paru, Hj. Roesnaedi dinyatakan mengalami infeksi paru-paru. Saat itu pihak dokter menyarankan mendiang ibunda Cici dan Siti KDI untuk menjalani rawat inap di rumah sakit. Scroll lebih lanjut ya.
Namun sayangnya baru beberapa waktu tiba di kamar rawat inap, sang ibunda tak sadarkan diri. Berdasarkan keterangan dokter saat itu ibunda dari Cici dan Siti KDI mengalami henti jantung.
"Enggak lama ibu langsung tiba-tiba kayak pingsan belum ada Tindakan apa-apa. Kemudian dikasih pertolongan pertama dokter dinyatakan detak jantung sempat berhenti. Sempat dipompa jantung ternyata ada lagi, memang agak lama itu yang menyebabkan ibu tidak sadarkan diri dari awal masuk sampai meninggal," kata Cici Faramida kepada awak media di TPU Budhi Dharma Jakarta Utara, Jumat 18 April 2025.
Sementara itu, terkait dengan kenangan bersama ibunya. Keduanya ingat betul bahwa setiap kali Ramadhan tiba sang ibunda selalu meminta anak-anak dan cucunya untuk bisa buka puasa dan sahur bersama.
"Ibu kalau Ramadhan itu kita kumpul sama-sama. Ibu pengen buka puasa bersama, sahur bersama karena kita di rumah masing-masing. Siti sekarang di Jakarta, kumpul sama cucu-cucunya senang banget. Nanti mau bikin apa, bikin apa. Terus juga nanti kita bisa solat berjamaah," kata dia.
 Ibunda dari pedangdut Cici Faramida dan Siti KDI, Hj. Roesnaedi meninggal dunia
- VIVA.co.id/Isra Berlian
Di sisi lain, terkait dengan keinginan yang belum teralisasikan hingga sang ibunda meninggal. Siti KDI mengaku bahwa sang ibunda tak pernah meminta apapun keapda anak-anaknya. Dia menyebut bahwa bagi mendiang ibunya bisa berkumpul bersama anak dan cucu adalah hal yang berharga.
"Ibu selalu bersykur kepada anak-anaknya, tidak pernah meminta kepada anaknya sesuatu. Dia sudah bersyukur bisa berkumpul sama anaknya dan cucunya buat ibu sudah merasakan kebahagiaan yang luar biasa apalagi bisa kumpul sama cucunya. Dan ibu hobi masak terus dimakan itu sudah luar biasa makan,"kata dia.
Namun di satu sisi, sebagai anak Siti mengaku bahwa selalu ada rasa dimana dirinya tidak pernah cukup puas untuk berbakti kepada ibunya. Dia sendiri selalu berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik untuk sang ibu.
"Sebagai anak pasti tidak ada puas ya yang Namanya berbakti sama orang tua sampai kapanpun. Ibu yang dari kecil mengurus kita nggak ada yang namanya cukup. Pasti kita mau sesuatu yang terbaik. Selalu kurang, ingin memperbaiki," katanya.
Siti sendiri merasakan betapa hampanya dia ketika tidak ada sang ibu di sampingnya. Hal ini begitu terasa sejak Ramadhan kemarin.
"Di bulan Ramadhan saat itu merasakan ketidakhadiran ibu, sakit dalam hal buka puasa Bersama terasa sunyi, sepi itu yang kita rasakan berbeda. Apalagi dari hal makanan yang ibu buat untuk kita anak-anaknya. Ditanyain satu-satu apa makanan kesukaan, dibikinin. Itu yang ngangenin kita," kata dia.