YLKI Terima 500 Aduan Lebih Terkait Konser di Indonesia
- Freepik/bedneyimages
Jakarta, VIVA – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan telah menerima sebanyak 1.675 aduan sepanjang 2024. Dari 1.675 aduan tersebut, 507 berasal dari kelompok konsumen konser. Hal ini diungkap oleh Kepala Bidang Pengaduan dan Hukum YLKI Rio Priambodo.
Sektor ini menjadi perhatian khusus akibat adanya laporan kelalaian dan kesewenangan-wenangan promotor konser. Dalam press conference yang digelar pada Jumat 24 Januari 2025 lalu, hadir juga perwakilan fans idol-Kpop, Stray Kids yakni, STAY. Scroll untuk informasi selengkapnya!
Mereka mengungkap tentang ketidakprofesionalan promotor dalam menghelat konser STAY pada Desember 2024 lalu. Diketahui awalnya pihak promotor mengumumkan bahwa konser tersebut akan digelar di Stadion Madya Gelora Bung Karno. Namun venue konser tersebut dipindah ke Indonesia Arena. Belakangan para fans mengetahui bahwa pihak promotor tidak pernah memesan Stadion Madya GBK sejak awal.
Konser Stray Kids 2nd World Tour
- VIVA/Isra Berlian
Tidak hanya Stary Kids saja, perwakilan STAY juga mewakili konsumen konser lainnya mengungkap tentang kasus yang dialami penggemar band Day6 (MY DAY) terkait system ticketing untuk encore konser Day6 yang dijawadlkan pada Mei 2025 mendatang.Â
Selain itu kasus pembatalan konser festival NEVAEVA pada November 2024 lalu dan Fanmeeting BTOB yang digelar pada 13 Juli 2024, yang tak kunjung direfund hingga saat ini. Bahkan untuk kasus fan meeting BTOB penggemar juga tidak bisa mendapatkan pengembalian dana 100 persen.
Respons Menteri Ekonomi Kreatif
Terkait dengan banyaknya aduan dari kelompok konsumen konser itu, Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya angkat bicara. Dia mengaku akan mencoba berkoordinasi untuk mendengarkan langsung dengan pihak terkait mengenai masalah tersebut.Â
"Saya baru dengar, kita akan mencoba berkoordinasi juga mendengarkan langsung supaya mengetahui," kata dia saat dikonfirmasi awak media di kawasan Jakarta Pusat, baru-baru ini.
Sementara itu, terkait dengan  pengembalian tiket konser tidak 100 persen, Teuku Riefky juga akan mengkaji masalah tersebut. Mengingat hal ini merugikan pelaku seni sekaligus penikmat musik. Â
"Saya akan kaji karena ini baru tapi harus kita tindak lanjuti karena ini merugikan pelaku-pelaku seni kita termasuk penikmat," kata dia.Â
Sementara itu, Deputi bidang kreativitas media kementerian ekonomi kreatif, Agustini Rahayu mengungkap pertemuan antara menteri ekonomi kreatif dengan asosiasi promotor sendiri dijadwalkan akan dilakukan pada awal Februari 2025. Pertemuan ini kata dia dimaksudkan untuk mendengar dari semua pihak terkait dengan penyelenggaraan konser di tanah air. Sehingga ke depannya tidak ada lagi pihak yang dirugikan.Â
"Kembali lagi seperti dikatakan pak menteri (Teuku Riefky Harsya) kita mesti dengerin omongan dari berbagai pihak, jangan sampai ada pihak-pihak yang dirugikan kalau komunikasinya kurang baik akan susah, jadi dari semua pihak. Pak menteri bilang ada pertemuan itu untuk membicarakan ke pihak mereka (promotor), dari sisi POV-nya penonton. Jadi enggak semata-mata, sekarang tuntutan penonton maunya tiketnya dimurahin supaya banyak yang nonton tapi dari sisi penonton kita perlu dengar juga," katanya.Â