Setelah Tanpa Syarat, Phewe Hadir dengan Lagu Baru Berjudul PHP

Jakarta, VIVA – Musisi, Phewe kembali meramaikan industri musik Indonesia dengan merilis single terbarunya yang berjudul PHP. Istilah PHP telah dikenal luas sebagai singkatan dari Pemberi Harapan Palsu, yang menggambarkan kekecewaan seseorang ketika harapannya tidak terwujud.

Dalam keterangannya, Phewe menjelaskan bahwa inspirasi utama di balik lagu ini berasal dari fenomena di kalangan Generasi Z yang kerap mengalami harapan palsu dalam hubungan asmara. Scroll lebih lanjut ya.

“Makanya aku mengangkat lagu ini untuk dijadikan single,” ujarnya.

Lagu PHP menyajikan lirik yang menggambarkan rasa sakit akibat mencintai seseorang yang ternyata hanya memberikan harapan tanpa kepastian. Pesan emosional yang mendalam ini dikemas dalam aransemen yang segar dan berbeda dari lagu-lagu Tahta Band, grup musik yang pernah melambungkan namanya. Menurut Phewe, meskipun ia pernah berkontribusi dalam proses kreatif Tahta, dalam lagu ini ia menampilkan sisi musikalitas yang lebih personal dan berbeda.

“Pecinta musik Indonesia akan merasakan sesuatu yang baru, namun tetap easy listening. Dan pastinya, lagu ini sangat relevan dengan pengalaman banyak orang di dunia nyata,” tutur Phewe.

Melalui lagu ini, Phewe, yang memiliki nama asli Irfan Purwanto, juga ingin memberikan jawaban kepada penggemarnya, yang dikenal sebagai Phewe Ranger, terkait karya terbarunya. Sebelumnya, ia merilis lagu Tanpa Syarat sekitar satu tahun lalu.

Phewe mengungkapkan, proses penggarapan PHP telah dimulai sejak September 2024, bersamaan dengan produksi empat lagu lainnya. Dalam penggarapannya kali ini, ia menghadapi tantangan baru karena seluruh aspek produksi, mulai dari lirik hingga aransemen, dikerjakan sendiri.

“Saya membuatnya dari awal, termasuk lirik dan aransemen. Tentu ada tantangan tersendiri, tetapi saya merasa lebih puas dan bisa memberikan yang terbaik. Salah satu tantangannya adalah membangun kepercayaan diri, yang sempat saya pertanyakan di awal proses,” jelasnya.



Phewe

Photo :

• ist

Meski demikian, Phewe berhasil mengatasi hambatan tersebut berkat keyakinan terhadap kemampuan yang telah ia buktikan selama bersama Tahta. Menurutnya, kebebasan dalam berkarya menjadi faktor penting dalam proses kreatif ini.

“Dalam pembuatan single ini, saya merasa lebih bebas. Saya bisa menuangkan seluruh ide dan keinginan tanpa ragu. Jika ada keputusan yang harus diambil dan risikonya ditanggung sendiri, saya tidak merasa terbebani,” tambahnya.

Di sisi lain, dukungan dari orang-orang terdekat, terutama keluarga, turut memberikan motivasi besar bagi Phewe dalam menyelesaikan lagu ini.

“Support dari keluarga saya luar biasa! Itu yang membuat saya semakin semangat,” ungkapnya.

Sebagai informasi, Tahta Band merupakan grup musik asal Bandung, Jawa Barat, yang terbentuk pada 18 April 2004. Band ini mulai dikenal luas setelah lagu mereka, Dasar Pengecut, menjadi bagian dari soundtrack film D’Girlz Begins (2006). Lagu tersebut kemudian masuk dalam album debut mereka, Tempat Yang Paling Indah, yang dirilis pada tahun yang sama. Tahta kemudian melanjutkan perjalanan musiknya dengan merilis album Nyanyian Hati (2008) dan Dunia Laki-Laki (2010).

Phewe sendiri telah mengisyaratkan bahwa PHP akan menjadi bagian dari album mini (EP) yang tengah dipersiapkannya. Album ini direncanakan akan hadir dalam bentuk fisik (CD), menandai komitmennya untuk tetap menghadirkan karya musik yang bisa dinikmati secara luas.

Selain merilis lagunya dalam format digital, Phewe juga telah merampungkan produksi video klip PHP yang digarap oleh sutradara Seno Vegas. Video ini sudah dapat disaksikan melalui kanal YouTube resmi PHEWE_OFFICIAL, lengkap dengan versi karaoke bagi para penggemar yang ingin bernyanyi bersama.

“Jadi, nggak perlu banyak berpikir lagi. Segera kunjungi platform digitalnya dan nikmati lagu ‘PHP’,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya

Phewe mengungkapkan, proses penggarapan PHP telah dimulai sejak September 2024, bersamaan dengan produksi empat lagu lainnya. Dalam penggarapannya kali ini, ia menghadapi tantangan baru karena seluruh aspek produksi, mulai dari lirik hingga aransemen, dikerjakan sendiri.