BNI Agresif di Pembiayaan Hijau ESDM: Ini Sangat Baik
- BNI
VIVA – Langkah strategis PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (kode saham: BBNI) dalam mendukung transisi energi fosil ke energi hijau mendapat apresiasi banyak pihak. Proyek hijau yang semakin banyak justru diprediksi akan mampu meningkatkan kinerja pelaku industri perbankan termasuk BNI dalam menjalankan fungsi intermediasinya.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengapresiasi pihak perbankan termasuk BNI yang telah agresif melakukan pembiayaan hijau.
Terlebih, hingga Maret 2022 salah satu pioneer green banking ini telah mengucurkan pembiayaan hijau ke berbagai segmen mencapai Rp 170,5 triliun. Hal ini sebagai bagian dalam upaya perusahaan mendorong perlindungan lingkungan hidup.
"Lembaga keuangan termasuk perbankan sudah mulai merespon terkait perubahan paradigma dari fosil ke energi hijau. Itu sangat baik, sejalan dengan proses transisi energi," sebutnya.
Menurut Dadan, berbagai pihak sedang berusaha untuk mencari terobosan agar transisi energi saat ini bisa berjalan lebih cepat. Namun hal tersebut dianggapnya tidak murah, karena ada biaya tambahan. Misalkan untuk mempercepat pensiun PLTU batubara.
"Biaya tersebut bukan sebagai biaya baru, tetapi karena memang ada pertambahan kebutuhan terhadap energi akibat pertumbuhan ekonomi," jelasnya.
Perlu Ditiru Bank Lain
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan, gencarnya pembiayaan hijau oleh perbankan tentu saja harus diapresiasi.
Menurutnya, peningkatan ini tidak semata dikarenakan kemauan dari perbankan, dalam hal ini BNI, tetapi juga dikarenakan semakin banyak dan besarnya proyek-proyek hijau yang dikembangkan di Indonesia.
"Bisa diartikan promosi dan insentif yang dilakukan oleh pemerintah dan juga otoritas keuangan yaitu OJK untuk meningkatkan proyek-proyek hijau cukup berhasil," ujarnya.
Ia pun menuturkan, apa yang telah dilakukan BNI sudah tepat. Semua bank ujarnya diharapkan bisa menyalurkan pembiayaan hijau.
"Karena selama ini hambatanya memang bukan di bank, tetapi lebih karena permintaan pembiayaannya rendah karena proyek-proyek hijau memang masih terbatas," jelas Piter.
Seperti diketahui, BNI sangat serius memperkuat bisnisnya ke arah compliance terhadap upaya-upaya bersama serta mengglobal dalam melindungi lingkungan hidup.