Erick Thohir Beri Kabar Baik soal Naturalisasi 4 Calon Pemain Timnas Indonesia
- Instagram/Mauro Zijlstra
VIVA – Proses naturalisasi empat calon pemain Timnas Indonesia, termasuk Mauro Zijlstra dan tiga pemain untuk timnas putri, memasuki babak baru. Presiden RI Prabowo Subianto dikabarkan telah menandatangani berkas keempatnya, dan kini tinggal menunggu pembahasan di DPR RI pada Agustus 2025.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 31 Juli 2025.
"Bapak Presiden sudah menandatangani surat naturalisasi Mauro dan tiga pemain putri. Ini sudah ada di DPR. Cuman kan DPR-nya sedang reses. Jadi nanti diproses bulan Agustus," kata Erick.
Lebih lanjut, ia menyampaikan optimisme bahwa proses di parlemen akan berjalan lancar karena sudah ada komunikasi intensif dengan pihak legislatif.
"Saya sudah komunikasi dengan DPR. Insya Allah DPR mendukung. Kita tunggu. Karena Mauro ini juga bagian regenerasi. Kita ingat ya, striker kita cuma satu," lanjutnya.
Apabila proses berjalan sesuai rencana, Mauro Zijlstra bisa saja langsung memperkuat Timnas U-23 dalam Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 pada September, atau setidaknya tampil di laga uji coba yang akan digelar di Surabaya bulan yang sama.
Tak hanya itu, Erick juga mengungkap rencana tambahan pemain keturunan lainnya yang sedang disiapkan untuk naturalisasi sebelum Oktober 2025. Targetnya, pemain tersebut bisa ambil bagian dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Namun, identitas pemain tersebut masih dirahasiakan hingga proses administrasi selesai.
"Sekarang tambahan satu dua pemain untuk Oktober. Sabar. Kalau suratnya sudah masuk, suratnya udah ada, baru saya bisa tahu," jelas Erick.
"Orang tuanya dan pemainnya benar rela membela Merah Putih gitu kan? Kalau belum ada black and white, salah saya. Kita harus proper karena FIFA sangat ketat dalam naturalisasi," tegas Menteri BUMN tersebut.
Erick juga menekankan bahwa langkah naturalisasi ini tidak boleh dilihat sebagai jalan pintas semata. Menurutnya, PSSI juga tengah fokus membangun sistem pembinaan pemain lokal secara menyeluruh.
"Kita tidak mau menjadi negara nanti yang disorot sekadar mempercepat prestasi tim nasional. Prestasi tim nasional memang quick win karena memang momentumnya ada," pungkas Erick.