Alasan Taiwan Harus Pakai Nama Chinese Taipei di Ajang FIFA dan Olimpiade

Timnas Taiwan
Sumber :
  • www.ctfa.com.tw

Jakarta, VIVA – Banyak orang bertanya-tanya mengapa Taiwan tidak pernah tampil dengan nama resminya di ajang olahraga internasional, termasuk FIFA

Kuwait Ketakutan Lawan Timnas Indonesia, Untungnya Ada Taiwan

Sejak 1980, negara ini selalu dikenal dengan nama Chinese Taipei, sebuah kompromi politik yang lahir dari ketegangan diplomatik dengan Tiongkok.

Awal Mula Penggunaan Nama Chinese Taipei

Los Angeles FC Umumkan Adrian Wibowo Dipanggil Timnas Indonesia

Dilansir dari berbagai sumber, pada Kongres FIFA di Buenos Aires tahun 1980, diputuskan bahwa Taiwan tetap menjadi anggota, tetapi harus menggunakan nama Chinese Taipei. 

Keputusan ini diambil bersamaan dengan diterimanya Republik Rakyat Tiongkok (PRC) kembali sebagai anggota FIFA. Sejak saat itu, nama Chinese Taipei digunakan tidak hanya di sepakbola, tetapi juga di Olimpiade dan hampir semua ajang olahraga dunia.

Drama FIFA Matchday: Kuwait Kabur, Taiwan Datang dalam Waktu Singkat untuk Timnas Indonesia

Jejak Sejarah Taiwan

Pulau Taiwan memiliki banyak sebutan sepanjang sejarah, mulai dari Liuqiu, Formosa, hingga Taivoan dari masyarakat adat. Pada masa Dinasti Qing tahun 1684, nama resmi Taiwan mulai digunakan.

Kemudian pada 1912 berdirilah Republik Tiongkok (ROC). Setelah perang saudara 1949, PRC terbentuk di Beijing, sementara ROC memindahkan pemerintahan ke Pulau Taiwan. Seiring waktu, ROC lebih dikenal sebagai Taiwan, dan sejak 2005 ditulis resmi sebagai Republic of China (Taiwan).

Dalam dunia olahraga, ROC sudah bergabung dengan FIFA sejak 1931, bahkan pernah tampil di Olimpiade 1936 dan 1948. Pada 1954, Taiwan diterima menjadi anggota FIFA dan AFC, namun keberatan dari PRC membuat situasi semakin rumit. 

Pada 1958, PRC bahkan keluar dari FIFA karena menolak kehadiran Taiwan. Konflik berlanjut hingga 1974, ketika Taiwan diusir dari AFC dan pindah ke OFC. Masalah utama kala itu adalah penggunaan nama “Republic of China” yang dianggap tidak bisa diterima.

Kompromi akhirnya tercapai pada 1980: Taiwan boleh tetap ikut serta, tetapi dengan nama Chinese Taipei. Sementara itu, PRC diakui sebagai perwakilan resmi “China”.

Identitas Olahraga Taiwan di Dunia

Sejak kompromi tersebut, Taiwan menggunakan bendera dan lagu khusus dalam ajang olahraga. Bendera yang dipakai adalah bendera Chinese Taipei dengan simbol bunga plum, bukan bendera resmi ROC. Sementara lagu kebangsaan diganti dengan “National Flag Anthem”.

Dalam sepakbola, pertemuan antara tim nasional Tiongkok dan Chinese Taipei dikenal sebagai Cross-Strait Derby. Di level putra, kedua tim belum pernah bertemu di kompetisi resmi sejak Taiwan menggunakan nama Chinese Taipei. 

Namun di level putri, mereka pertama kali bertemu di Piala Asia Wanita 2006. Hingga kini, dari 12 pertemuan, PRC menang 11 kali dan sekali bermain imbang.

Pemain Taiwan di Liga Super Tiongkok

Selain urusan timnas, aturan tentang pemain asal Hong Kong, Makau, dan Taiwan di Liga Super Tiongkok (CSL) juga sering berubah. Awalnya, pemain dari ketiga wilayah itu dihitung sebagai pemain asing. Lalu status mereka berubah menjadi pemain lokal dengan syarat tertentu, meski di kompetisi AFC tetap dianggap asing.

Sejak 2018, CSL membolehkan klub mendaftarkan satu pemain non-naturalisasi dari Hong Kong, Makau, atau Taiwan sebagai pemain lokal. Dari Chinese Taipei sendiri, ada tujuh nama yang pernah atau sedang berkarier di CSL, di antaranya:

  • Xavier Chen (lahir di Belgia)
  • Chen Po-liang
  • Ko Yu-ting
  • Yaki Yen (lahir di Spanyol)
  • Tim Chow (lahir di Inggris)
  • Will Donkin (lahir di Inggris)
  • Wang Chien-ming (lahir di Korea Selatan)

Sementara dari Hong Kong jumlahnya lebih banyak, lebih dari 20 pemain sejak 2005, sedangkan Makau belum ada pemain yang tercatat di CSL.

Nama Chinese Taipei menjadi simbol kompromi panjang yang harus diterima Taiwan demi tetap hadir di panggung olahraga dunia. Meski tidak bisa memakai nama resmi negaranya, Taiwan tetap berusaha menjaga eksistensi lewat prestasi atlet-atletnya di berbagai cabang olahraga internasional.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya