KALEIDOSKOP 2013

Vettel Cetak Quattrick, F1 Dituding Membosankan

Pembalap Red Bull F1, Sebastian Vettel menjuarai GP Brasil 2013
Sumber :
  • REUTERS/Paulo Whitaker

VIVAnews – Sebastian Vettel tak terbendung. Setelah mencatatkan diri sebagai pembalap termuda dengan berhasil menyabet gelar juara dunia F1 pada 2010, laju Vettel tak terbendung. Balapan musim 2011, 2012 dan terakhir 2013 berhasil dimenangkan pembalap kelahiran Heppenheim, Jerman ini. Sayangnya, quattrick atau empat kemenangan beruntun Vettel dibarengi dengan cibiran.

Pembalap yang baru berusia 23 tahun dan 134 hari saat pertama kali menjadi juara dunia ini dianggap hanya beruntung. Keberhasilan Vettel menjadi pembalap termuda yang berhasil menyabet hattrick lalu quattrick di balapan F1 ini dinilai lebih karena pintarnya Adrian Newey. Ya, Direktur Teknik Red Bull ini dianggap sebagai otak keberhasilan Red Bull Racing memberikan busana ideal bagi mesin Renault.

Sirkuit F1 di Indonesia akan Dibangun Megah, Begini Komentar IMI

RB9 tunggangan Vettel benar-benar sulit dilawan. Mengawali musim 2013 hanya dengan finis posisi 3 di Grand Prix Australia, Vettel langsung memimpin klasemen pembalap setelah menjadi jawara di seri 2 yang digelar di Malaysia. Sejak itu, Vettel terus memimpin daftar klasemen pembalap sebelum akhirnya memastikan juara di GP India di mana musim balapan masih menyisakan tiga seri.

Di musim 2013, total Vettel memenangkan 13 seri sekaligus menyamai rekor pembalap legendaris Ferrari, Michael Schumacher, pada 2004. Tak hanya itu, Vettel bahkan melampaui catatan tujuh kemenangan beruntun Schumacher dalam semusim. Pembalap 26 tahun ini berhasil memenangi sembilan seri secara beruntun mulai dari GP Belgia hingga seri penutup di Brasil.

Alasan Legenda F1 Lewis Hamilton Ingin Ganti Nama

Hegemoni Vettel ini juga dibarengi dengan keberhasilan Red Bull Racing menyabet quattrick di klasemen konstruktor sekaligus menyamai torehan quattrick McLaren pada 1988 hingga 1991 silam. Kini, Red Bull Racing tengah membidik 5 kemenangan beruntun yang diraih Ferrari dari 2000 hingga 2004.

GP Spanyol

RI Bakal Bangun Sirkuit F1 di Bintan, Begini Persiapannya

Catatan gemilang Vettel dan Red Bull Racing dalam empat musim terakhir ini tampaknya membuat beberapa tim tak terima. Teriakan F1 mulai membosankan mulai terdengar sejak GP Singapura pada September lalu. Cemoohan dari tribun penonton terdengar saat Vettel berada di podium. Hal itu juga didukung dengan komentar para pembalap saingan Vettel.

"Vettel membuat F1 membosankan," kata pembalap Mercedes, Lewis Hamilton, setelah Vettel menyabet podium pertama di GP Korea. "Kami bertarung melawan Adrian Newey," ujar pembalap Ferrari, Fernando Alonso, yang tampak lebih memuji kemampuan direktur teknik Red Bull dibanding kemampuan membalap Vettel.

Namun, Vettel menanggapi santai cibiran itu. Pembalap yang dianggap sebagai titisan Michael Schumacher ini justru sukses melancarkan serangan balik. "Memang tak menyenangkan, namun jika dilihat, kebanyakan berbaju merah," ujar Vettel menyerang Ferrari usai GP Singapura.

"Ferrari punya fanbase dan tradisi yang kuat di F1. Tentu mereka tidak suka bila bukan Ferrari yang menang. Saya tidak bisa menyajikan balapan yang seru bagi mereka, namun saya tak peduli," tegas Vettel tak kalah sengit.

Vettel punya alasan lebih logis mengapa sukses menorehkan prestasi ini. Kerja keras dan daya adaptasi menjadi kunci sukses Vettel bersama Red Bull Racing. "Ketika yang lain memilih bersantai di kolam renang pasca balapan, kami masih memeras keringat di bengkel," kata Vettel.

Dukungan bagi Vettel juga datang dari mantan pembalap Niki Lauda. “Vettel punya ambisi yang sangat besar dan itu terlihat dari kinerja tim,” kata Lauda. Terlepas dari membosankan atau tidak, pencapaian Vettel dan Red Bull Racing tentu sangat pantas diapresiasi. 

Kini, mampukah tim-tim tradisional macam Ferrari, McLaren dan Mercedes menjawab tantangan Vettel dan Red Bull Racing musim depan? (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya