Profil Rio Maholtra, Paspampres Pemecah Rekor Atletik di PON Papua
- ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
Ternyata, Rio memang spesialisasi lari gawang, terlihat dari sederet medali yang diraihnya, seperti medali emas PON 2016 di Jawa Barat, Kejuaraan Nasional Atletik 2019, dan Korea Open 2018.
Belum cukup, Rio juga mencetak rekor nasional di World Indoor Athletic Championships di Inggris pada 2018, Asian Athletic Championships 2017 di India, dan SEA Games 2015 di Singapura. Rio pernah pula mewakili Indonesia pada Kejuaraan Dunia IAAF World Indoor Championship 2018 di Birmingham, Inggris, menjadi finalis World Military Games Wuhan 2018, dan Asian Games 2018.
Semuanya, dihasilkan Rio di cabang olahraga lari gawang atau biasa disebut juga lari halang rintang, sekaligus membuktikan kemampuan spesial pemilik tinggi 180 cm itu. Maka, tak salah jika Pemprov Sumsel memberikan tanggung jawab kepada anak kedua dari tiga bersaudara itu untuk merebut medali emas dari lari gawang di PON Papua.
Pada PON tahun ini, Sumsel memberangkatkan 102 atlet, 48 pelatih, dan 13 panitia penyerta untuk 24 cabang olahraga yang diikuti. Harapannya, Sumsel terdongkrak pada klasemen medali dari sebelumnya peringkat 21 di PON 2016 dengan raihan enam medali emas, 11 medali perak, dan 14 medali perunggu.
Sempat Grogi
Ternyata, Raihan sederet prestasi tak menjamin atlet sekelas Rio terbebas dari rasa grogi dan kurang percaya diri kala bersiap menghadapi pertandingan, termasuk PON Papua. Rio bercerita bahwa PON tahun ini merupakan ajang kompetisi yang paling membuatnya merasa grogi dari sekian banyak pertandingan yang sudah diikutinya.
Perasaan itu bukan tanpa alasan, Rio mengatakan selama dua tahun terakhir tidak ada kejuaraan dan harus menjalani latihan secara mandiri. "Karena dua tahun tanpa kejuaraan, dua tahun tanpa pelatih istilahnya. Habis itu, saya latihan di luar tim. Jadi, istilahnya saya atlet yang liar," ujarnya.
Namun, Rio tetap bersemangat menjalani persiapan untuk berlaga di ajang olahraga empat tahunan itu, termasuk dengan menjaga pola dan asupan makanan. Tak lupa, Rio selalu berdoa agar Tuhan memudahkan perjuangannya merebut medali di nomor yang diikutinya, selain persiapan secara pribadi dan latihan.
Kini, Rio yang juga beristrikan atlet itu bisa memanen hasil perjuangannya berlatih mandiri selama dua tahun dengan kesuksesan menggondol medali emas di nomor andalannya. Sedangkan medali perak diraih Hirzan Rahmadon dari Riau dengan catatan waktu 14,33 detik dan perunggu diraih oleh Ghanes Bagus Pandega dari Jawa Timur dengan waktu 14,41 detik.