Kejam, Bruno Fernandes Bunuh Kekasihnya Usai Ngaku Hamil
- Freepik
Dia tetap menolak bayi itu adalah anaknya, Bruno juga menolak untuk mengikuti tes DNA. Tanpa bantuan finansial, Eliza dan anaknya cuma mengandalkan belas kasih dari teman-temannya.Â
Posisi Bruno saat itu semakin tersudut, kesengsaraan Eliza terus menjadi pemberitaan pers Brasil dan membuat nama baiknya semakin tergerus.Â
Menurut jurnalis Leslie Leitao, penulis Unsavable, sebuah buku terlaris tentang kasus tersebut, Eliza diminta oleh Bruno untuk berhenti bicara pada pers agar masalah mereka bisa cepat selesai.Â
Namun, itu hanya akal-akalan Bruno saja. Pada 10 Juni 2010, Sore itu, dia dan bayinya dibawa ke sebuah rumah di kota lain, Belo Horizonte.Â
Tega, Bruno menyewa Marcos Aparecido, seorang mantan polisi untuk menghabisi nyawa kekasihnya. Tak sampai disitu, setelah meninggal, jasad Eliza dipotong-potong dan diberikan ke anjing.Â
Sementara Bruno mencoba menyembunyikan bayinya dari polisi setelah pencarian Eliza dimulai. Bayi Bruno ditemukan oleh petugas polisi di sebuah permukiman kumuh di Ribeirao das Neves, di pinggiran Belo Horizonte.
Â
Tiga tahun setelah kejadian sadis itu, Bruno menyerahkan dirinya ke polisi Rio. Saat itu, penyidik sudah mendapatkan cukup bukti. Bruno akhirnya dijatuhi hukuman 22 tahun penjara pada 2013.Â
Sementara sang pembunuh bayaran dihukum dengan 36 tahun penjara, 22 tahun untuk pembunuhan Eliza dan 14 tahun untuk pembunuhan sebelumnya yang sudah diadili.Â
Pada Juli 2019, pengadilan di negara bagian Minas Gerais memberi Bruno hak untuk menjalani sisa hukuman dalam sistem semi terbuka, yang memungkinkan narapidana tidur di rumah.Â
Pada 2020 lalu, Bruno mendapatkan tawaran kontrak dari klub amatir Esportivo Varzea Grandense. Namun, gelombang protes dari masyarakat Brasil membuat pihak klub membatalkan kontrak itu. Manajemen tim khawatir jika memaksakan kontrak Bruno akan berefek negatif pada klub.Â
Simak artikel sportainment dan soccertainment menarik lainnya dengan klik di sini.
