Profil Irene Sukandar, Grandmaster Catur Dunia yang Tidak Disponsori Negara
- Instagram/@irene_sukandar
Jakarta, VIVA – Irene Kharisma Sukandar, salah satu pecatur terbaik Indonesia, mencuri perhatian setelah mengungkapkan bahwa dirinya harus membiayai sendiri perjalanan dan keikutsertaan dalam berbagai turnamen tingkat dunia. Meski berhasil menorehkan prestasi membanggakan, ia tidak mendapat dukungan dari negara.
Nama sang atlet yang lebih akrab disapa Irene Sukandar ini pun sekarang mulai membuat banyak orang penasaran dengan sosoknya. Berikut profil lengkapnya yang dihimpun dari berbagai sumber.Â
Perjalanan Menuju Peringkat 9 Dunia Tanpa Sponsor
GM Irene Sukandar
- instagram.com/irene_sukandar/
Irene hampir sepenuhnya mengandalkan dana pribadinya untuk berkompetisi di berbagai ajang internasional, termasuk turnamen terbaru yang membawanya ke posisi 9 besar dunia. Kompetisi tersebut adalah ajang Kejuaraan Catur Cepat FIDE yang digelar di New York City pada periode Natal dan Tahun Baru.
Dalam ajang tersebut, Irene Sukandar sukses menembus sembilan besar dalam kategori catur cepat. Prestasi ini menjadi pencapaian luar biasa, mengingat catur merupakan olahraga yang didominasi oleh pemain pria.
Sebagai pecatur Indonesia pertama yang mencatatkan total 7,5 poin dalam 11 babak, Irene berhasil meningkatkan ratingnya dengan tambahan 21 poin. Performa luar biasa yang ditunjukkannya mencapai angka 2.494, menegaskan posisinya sebagai salah satu pemain terbaik yang mewakili Indonesia di kancah dunia.
Perjalanan Karier dan Prestasi Irene Sukandar
Grand Master Indonesia, Irene Kharisma Sukandar
- Youtube Irene Sukandar
Lahir di Jakarta pada 7 April 1992, Irene sudah menunjukkan ketertarikan terhadap catur sejak usia dini. Minatnya mulai tumbuh saat melihat sang ayah melatih kakaknya, Kaisar Jenus Hakiki. Pada usia enam tahun, ia mulai belajar catur secara serius bersama ayahnya, yang kemudian mendaftarkannya ke Sekolah Catur Utut Adianto di Bekasi pada tahun 1999.
Dengan latihan rutin 3-4 jam setiap hari dari Senin hingga Jumat, Irene semakin mengasah kemampuannya dalam permainan catur. Prestasi pertamanya mulai terlihat ketika ia duduk di kelas IV SD dan semakin berkembang hingga mampu bersaing di turnamen tingkat nasional.
Saat masih bersekolah di tingkat SMP, Irene meraih gelar Master dari Federasi Catur Dunia (FIDE). Kariernya terus melesat hingga akhirnya menyandang gelar Grand Master Internasional Wanita (WGM) pada tahun 2008, menjadikannya salah satu pecatur wanita terbaik di dunia. Tak hanya itu, ia juga memperoleh gelar International Master (IM), sebuah pencapaian prestisius bagi pecatur wanita Indonesia.
Selain mencetak prestasi individu, Irene juga berkontribusi bagi tim nasional Indonesia dalam Olimpiade Catur, di mana ia sukses menyumbangkan medali perak. Keunggulan strateginya membuatnya dikenal sebagai pemain catur yang sulit dikalahkan, terbukti dengan keberhasilannya memenangkan berbagai turnamen bergengsi di tingkat internasional, termasuk Kejuaraan Catur Asia.
Di luar kesuksesannya sebagai atlet, Irene aktif dalam berbagai kegiatan untuk mengembangkan dunia catur di Indonesia. Ia sering mengadakan pelatihan, seminar, serta program pembinaan bagi anak-anak dan remaja yang tertarik menekuni catur. Melalui inisiatif ini, ia berharap dapat melahirkan generasi pecatur muda berbakat yang mampu membawa nama Indonesia semakin bersinar di kancah dunia.
Â