Rekamannya Tersebar, Ini Isi Percakapan Ibu Mahasiswi Kedokteran dengan Ketua Koas Kedokteran yang Dianiaya

Gara-Gara Jadwal Jaga Akhir Tahun, Dokter Muda di Palembang Dianiaya
Sumber :
  • x.com/satria_gigin

Palembang​, VIVA – Kisah memilukan menimpa seorang dokter muda, Luthfi, Ketua Koas Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya (Unsri). Luthfi menjadi korban penganiayaan yang diduga dilakukan oleh pria suruhan orang tua salah satu mahasiswi karena persoalan jadwal piket akhir tahun. 

Peristiwa ini mencuri perhatian publik setelah video pemukulan yang terjadi di sebuah kafe viral di media sosial. Dalam video itu, terlihat pria berkaos merah menyerang Luthfi, meskipun korban berusaha menyelesaikan masalah dengan baik-baik.

Kejadian ini disebut dipicu oleh ketidakterimaan seorang mahasiswi bernama Lady Aurellia Pramesti terhadap jadwal piket akhir tahun. 

Isi Percakapan Sebelum Insiden 

Sebelum aksi kekerasan terjadi, ibu Lady, Sri Meilina, mendatangi Luthfi dan mahasiswa lainnya di sebuah kafe untuk membahas jadwal piket. Dalam rekaman percakapan yang tersebar, Sri Meilina menegur Luthfi terkait sikapnya sebagai Ketua Koas. 

“Kamu kan ketua kelompok ya, ketua kelompok itu harus amanah. Kalau mendengar orang laporan, harus dengar, jangan kau langsung marah,” ujar Sri Meilina. 

Ia juga menyinggung bahwa Luthfi tidak seharusnya bersikap kasar terhadap perempuan. “Kamu tuh tidak boleh loh kasar dengan perempuan. Gimana orang tua kamu kalau kamu kasarin? Harusnya gimana kamu akan jadi suami kalau kasar?”  sambungnya.

"Masalah kecil gitu aja kamu kasar. Tante ini orang Palembang loh, Dan tante tahunya jadwalnya Lady dua hari sekali saja, kan, dan kalian empat hari sekali jaga, enggak masalah tante. Tapi kenapa harus kasar? Maksud tante, kalau kamu ketua kelompok, maaf mau ngomong, harusnya kalian dengar, ayo duduk. Kalian bicara kasar begitu, ada rekamannya," tambahnya.

Sri Meilina menyebut anaknya hanya mendapatkan jadwal piket dua hari sekali, sementara yang lain empat hari sekali. Namun, menurut mahasiswa lain yang hadir, jadwal Lady sebenarnya sudah dibuat adil. 

“kenalin ya Tante, saya Kundiah. Kalau melihat jadwal terakhir yang diubah itu, Lady jam malam empat kali: Jumat, Sabtu pagi, Senin malam, Rabu malam. Dari jarak jaga pertama ke kedua itu ada jeda satu minggu, Tante,” jelas seorang mahasiswi yang memperkenalkan diri sebagai Kundiah. 

Kronologi Mahasiswa di Blitar Dipiting Paspampres saat Bentangkan Poster Kritik Gibran

Rekaman yang diduga sebagai korban atau ketua Koas mahasiswa kedokteran itu kemudian mengatakan jika sudah mengubah jadwal piket akhir tahun berkali-kali.

"Sabar, sabar, sabar. Sekarang gini Tante ya, sudah tahu belum ini nih sudah berapa kali diomonginnya sudah tahu belum? Ini masalah dari awal sudah tiga kali. Pertama, oke diubah karena kemarin ngomongnya weekend terus. Oke diubah yang kedua kali masih salah juga. Ok, kita ubah lagi terus sudah diubah yang kedua, kita udah pastiin benar, itu kami ubah kemarin malam yang kedua tuh ya,"

Polisi Bantah Ada Penangkapan Mahasiswa saat Kunjungan Wapres Gibran di Blitar

Namun, pertemuan tersebut justru berakhir ricuh. Seorang pria yang diduga suruhan Sri Meilina menyerang Luthfi hingga mengalami luka di wajah dan gigi. Korban langsung dilarikan ke RS Bhayangkara Palembang untuk mendapat perawatan intensif. 

Aksi tidak terpuji ini menuai kecaman luas di media sosial. Netizen menyoroti sikap Sri Meilina, yang merupakan pengusaha galeri batik, dan suaminya, Dedy Mandarsyah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Kalimantan Barat. 

KPK Jawab Desakan Publik Terkait Kasus Dugaan Korupsi di PT Pupuk Indonesia

Akun X @tatadasta mengkritik keras insiden ini, “Chief koas dipukuli oleh tukang pukul pejabat, karena anaknya pejabat ini enggak mau jaga weekend. Biasanya @bgsadikin (Menteri Kesehatan RI) paling enggak suka nih, masih koas aja udah pakai tukang pukul. Bibit pembully nih, Pak.” tulisnya.

Penemuan amunisi senjata api di sebuah kios Semarang

Geger! 39 Peluru Aktif Ditemukan di Kedai Es Teh Semarang, Pemiliknya Misterius

Sebanyak 39 butir peluru senjata api kaliber 5,56 mm ditemukan di sebuah kedai es teh di kawasan Wonodri Sendang, Kota Semarang

img_title
VIVA.co.id
1 Juli 2025