Mengenal Istilah NPD yang Viral di TikTok: Arti, Ciri-ciri, dan Bahayanya dalam Hubungan

Ilustrasi pasangan
Sumber :
  • shutterstock

Jakarta, VIVA – Dalam beberapa waktu terakhir, istilah NPD atau Narcissistic Personality Disorder ramai dibicarakan di TikTok. Banyak konten kreator yang membagikan pengalaman mereka menghadapi pasangan, teman, bahkan keluarga yang mereka sebut memiliki NPD.

7 Peluang Usaha Tanpa Modal Setelah Kena PHK: Wujudkan Kemandirian Finansial dari Nol

Namun, sebenarnya apa itu NPD? Apakah benar orang yang disebut memiliki NPD pasti jahat atau beracun? Dan bagaimana kita bisa mengenali ciri-cirinya dalam kehidupan nyata?

Artikel ini akan mengupas tuntas tentang istilah NPD yang viral di TikTok, lengkap dengan definisi, gejala, penyebab, serta dampaknya dalam hubungan interpersonal.

PHK Bukan Akhir: 6 Cara Bangkit dan Jadi Wirausahawan Pemula

Apa Itu NPD?

Ilustrasi pasangan bertengkar

Photo :
  • Freepik/yanalya
Bangkit dari PHK: 7 Skill yang Wajib Kamu Pelajari!

NPD adalah singkatan dari Narcissistic Personality Disorder, atau dalam bahasa Indonesia disebut Gangguan Kepribadian Narsistik. Ini merupakan salah satu jenis gangguan kepribadian yang masuk dalam kategori gangguan kepribadian cluster B menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders).

Seseorang yang mengalami NPD biasanya menunjukkan perilaku:

  • Sangat mementingkan diri sendiri
  • Merasa superior dan lebih penting dari orang lain
  • Memiliki kebutuhan besar untuk dikagumi
  • Minim empati atau sulit memahami perasaan orang lain

Perlu ditekankan, NPD bukan sekadar sifat narsis biasa. Banyak orang mungkin suka selfie atau percaya diri, tapi itu tidak otomatis berarti mereka mengidap NPD. Gangguan ini hanya bisa didiagnosis oleh profesional kesehatan mental setelah evaluasi menyeluruh.

Mengapa NPD Viral di TikTok?

Media sosial, termasuk TikTok, telah menjadi ruang bagi generasi muda untuk berbagi cerita tentang hubungan yang toxic, manipulasi emosional, dan gaslighting. Dalam banyak video, para korban berbagi bagaimana mereka terjebak dalam hubungan dengan seseorang yang memiliki perilaku narsistik, dan menyebutnya sebagai "NPD".

Beberapa alasan mengapa NPD menjadi viral:

  • Banyak orang merasa relatable setelah mengenal istilah ini.
  • Munculnya tren self-healing dan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.
  • Influencer kesehatan mental yang aktif memberikan edukasi dengan bahasa yang mudah dipahami.
  • Meningkatnya kebutuhan untuk memahami red flags dalam hubungan asmara maupun pertemanan.

Ciri-Ciri Umum Orang dengan NPD

Ilustrasi mengobrol

Photo :
  • Freepik

Berikut beberapa ciri umum yang sering diasosiasikan dengan penderita NPD:

  • Merasa dirinya paling penting dan hebat, meskipun kenyataannya tidak mencerminkan hal tersebut.
  • Sering membesar-besarkan prestasi atau kemampuan mereka.
  • Memiliki fantasi berlebihan tentang kesuksesan, kecantikan, kekuasaan, atau cinta ideal.
  • Percaya bahwa mereka hanya bisa dimengerti oleh orang “istimewa”.
  • Menuntut pujian atau pengakuan secara terus-menerus.
  • Mengabaikan kebutuhan dan perasaan orang lain.
  • Sering memanfaatkan orang lain untuk keuntungan pribadi.
  • Iri kepada orang lain, atau percaya bahwa orang lain iri kepada mereka.
  • Bersikap sombong dan merendahkan orang lain secara halus.

Dalam konteks hubungan, penderita NPD sering melakukan gaslighting, membuat pasangan merasa bersalah tanpa alasan, dan menuntut perhatian tanpa timbal balik emosional.

Bahaya NPD dalam Hubungan

Menghadapi seseorang yang memiliki ciri-ciri NPD dalam hubungan romantis, keluarga, atau pertemanan bisa sangat melelahkan secara emosional. Berikut beberapa dampak negatif dari hubungan dengan individu NPD:

  • Kehilangan harga diri: Korban sering dibuat merasa tidak cukup baik.
  • Gaslighting: Korban merasa bingung, ragu pada diri sendiri, bahkan menyalahkan diri sendiri terus-menerus.
  • Ketergantungan emosional: Pelaku sering menggunakan "silent treatment" atau pujian berlebihan untuk mengontrol emosi korban.
  • Sulit lepas: Banyak korban merasa terikat dalam hubungan tidak sehat karena manipulasi yang halus tapi berulang.
  • Kesehatan mental terganggu: Korban bisa mengalami kecemasan, depresi, dan bahkan trauma jangka panjang.

Ilustrasi depresi.

Photo :
  • Pinkvilla

Apakah Semua Narsis itu NPD?

Tidak semua orang yang narsis adalah penderita NPD. Ada perbedaan besar antara self-love yang sehat dengan narsistik patologis. Seorang individu yang mencintai diri sendiri, percaya diri, dan bangga atas pencapaiannya belum tentu memiliki gangguan kepribadian.

NPD hanya bisa didiagnosis oleh psikolog atau psikiater setelah melalui pemeriksaan profesional. Jangan terburu-buru menyematkan label "NPD" pada orang hanya karena Anda tidak cocok dengannya.

Bagaimana Cara Menghadapi Seseorang yang Diduga NPD?

Jika Anda merasa berada dalam hubungan yang tidak sehat dan menduga pasangan atau orang di sekitar memiliki gejala NPD, berikut beberapa langkah yang bisa diambil:

  • Kenali dan validasi perasaan Anda sendiri. Jangan abaikan tanda-tanda peringatan.
  • Buat batasan yang jelas dalam hubungan.
  • Jangan mencoba "menyembuhkan" mereka sendiri, karena perubahan hanya bisa terjadi jika orang tersebut menyadari dan mau mencari bantuan profesional.
  • Bicarakan dengan terapis atau konselor untuk mendapatkan perspektif objektif.
  • Jika merasa terjebak dalam situasi berbahaya secara emosional atau fisik, pertimbangkan untuk keluar dari hubungan tersebut.

Bijak dalam Menggunakan Istilah NPD

Popularitas istilah NPD di TikTok memang membantu banyak orang mengenali pola hubungan yang tidak sehat. Namun, kita juga perlu bijak dalam menggunakan label gangguan kepribadian. Jangan asal menuduh seseorang NPD tanpa pemahaman yang cukup.

Penting untuk membedakan antara sifat narsistik sebagai bagian dari kepribadian dan NPD sebagai gangguan psikologis yang memerlukan diagnosis klinis.

Ingat, menjaga kesehatan mental bukan sekadar mengikuti tren, tapi juga memahami diri dan orang lain dengan lebih dalam.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya