Video Eksklusif Anies Baswedan Salahkan Sistem soal Anggaran Lem Aibon

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Sumber :
  • VIVAnews / Fajar GM

VIVA – Publik gaduh karena sejumlah anggaran Pemerintah Provinsi DKI yang dianggap janggal. Anggaran itu tercantum dalam Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2020. Satu di antara yang membikin heboh ialah anggaran sebesar Rp82 miliar untuk pembelian lem Aibon.

PKB Gelar Harlah 23 Juli, Undang Prabowo dan Menteri Kabinet

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut kasus itu bukanlah upaya rekayasa anggaran, melainkan konsekuensi sistem e-budgeting atau sistem penyusunan anggaran secara elektronik. Secara umum, katanya, sistem itu mengharuskan besaran anggaran terlebih dahulu diinput di sistem, sementara komponen riilnya belakangan.

Dia mencontohkan anggaran tahun 2017 yang terdapat alokasi anggaran Rp53 miliar untuk pembelian penghapus papan tulis tetapi kenyataannya dipakai untuk honorarium. Sistem itu memaksa para perencana memasukkan komponen meski belum tentu komponennya sudah ada.

Kolaborasi Teknologi dan Pariwisata Menuju Ekosistem Digital

Anies menyebut sistem e-budgeting yang digital tetapi kenyataannya tak benar-benar canggih alias smart, terutama karena tidak ada sistem pengecekan untuk anggaran-anggaran yang dapat dianggap janggal atau tak masuk akal.

Simak penjelasan lengkap Anies Baswedan dalam video wawancara eksklusif berikut ini:

Jembatani Ekosistem Digital dan Sektor Riil, Aftech-Bappenas Luncurkan Digital × Real Sector Launchpad
Ketua Organizing Committee (OC) Harlah PKB, Ahmad Iman Sukri dalam konferensi pers di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat

PKB Undang Prabowo Hadiri Puncak Harlah ke-27, Kalau Anies Belum Tahu

PKB Undang Prabowo Hadiri Puncak Harlah ke-27, Kalau Anies Belum Tahu

img_title
VIVA.co.id
7 Juli 2025