Sebuah Penantian atau Malah Sebuah Kebodohan?

Ilustrasi
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Berawal dari rasa ilfil melihat tingkah kamu yang terlalu suka bercanda, enggak bisa duduk diam, juga tingkah kasarmu yang kadang keluar. Waktu yang terus berjalan sedikit demi sedikit memusnahkan rasa ilfil itu dalam hati juga pikiranku. Aku memang tidak mengenal dekat dengan dirimu, hanya melihatmu dari jauh. Tapi dari jauh pun aku dapat melihat besarnya kasih sayang yang kamu berikan kepada keluarga dan sahabat-sahabat kamu.

Profil Aymen Hussein, Bomber Irak yang Hanya Tunduk pada Allah dan Pernah Hancurkan Timnas Indonesia

Sikap penyayang kamulah yang melunturkan image jelek pada dirimu dalam benakku. Seiring bergulirnya waktu aku mulai mengagumimu, memperhatikan setiap gerik dan tingkahmu. Semakin lama rasa kagum itu menjadi terasa aneh, karena aku mulai merindukan pertemuan di antara kita. Ya, walaupun jikalau kita bertemu kita hanya bercakap singkat, tapi rasa ingin melihatmu itu yang sering menyesakkan hati.

Saat itu ku tahu kau tidak sendiri, namun tak ada rasa kecewa sedikitpun yang aku rasakan. Justru melihat kesetiaanmu pada pasanganmu membuat rasa itu makin bergejolak di hatiku, dan ku rasa perasaan itu telah membodohkan pikiranku karena menanti sesuatu yang tak mungkin terjadi. Tak ada yang tahu tentang perasaan ini selain Allah, ya “teman” yang setia mendengar keluh kesahku.

Hanya Tunduk pada Allah! Pemain Timnas Irak Aymen Hussein Tegak Berdiri di Depan Petinggi Kerajaan Thailand

Sebagai seorang wanita aku memang tidak bisa berbuat banyak hanya bisa menunggu keajaiban-Nya. Dan tiba-tiba Allah menciptakan suatu momen di mana untuk pertama kalinya aku bisa mendapatkan nomor teleponmu tanpa perlu aku mencarinya, karena kamu tiba-tiba meneleponku. Memang sih kamu telepon tentang hal yang formal dan memang mendesak pada saat itu, namun hati ini serasa melayang mendengar desah suaramu dari balik speaker handphone-ku.

Esok malamnya ketika sedang dinner dengan salah seorang kawan baikku, dia berkata jika kemarin kamu bercerita dan memuji diriku, demi apapun sungguh bahagianya hati ini. Setelah kejadian itu tibalah saat perpisahan kami, dia berkata kepada semua kalau kemungkinan dia akan fokus kepada sekolahnya. Di situ aku merasa sedih karena berarti itu merupakan hari terakhir kita berjumpa. Tapi Allah begitu baik kepadaku, kami dipertemukan kembali saat sedang membantu teman yang sama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya
Puluhan Gram Emas hingga Mobil Ditebar untuk Pengguna MyPertamina