Youth Employment dan Digital Workers

Ilustrasi konten digital.
Sumber :
  • Viva.co.id/Amal Nur Ngazis

VIVA.co.id – Era konseptual menjadikan manusia sangat bergantung pada dunia digital. Ketergantungan kita terhadap internet, cloud, hingga software yang sangat membantu tugas kita menjadi semakin tinggi. Pada era ini, industri kreatif menjadi jawaban bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, dalam mengembangkan perekonomiannya. –Indra Utoyo –

Kalla Youth Fest 2022: Meretas Batas Jadi Talenta Digital

Dalam buku Silicon Valley Mindset, disebutkan bahwa setiap generasi memiliki era-nya masing-masing. Pada abad 18, manusia berada di era pertanian. Semua negara menggantungkan perekonomiannya pada sektor ini. Tenaga manusia dan hewan menjadi motor penggerak laju perekonomain dan peradaban manusia.

Memasuki abad 19, situasi berubah secara drastis. Berbagai penemuan dan inovasi melahirkan era industri. Mesin uap, pembangkit listrik, rel kereta api telah membawa produktivitas perekonomian melaju dengan kencang seiring kehadiran teknologi.

4 Tips Optimalkan Startup Generasi Digital

Seratus tahun berlalu, era informasi pun hadir pada abad ke-20. Era ini dikenal dengan era komputer, era digital,  atau era informasi. Aktivitas perekonomian yang pada mulanya digerakkan oleh industri digantikan oleh komputer. Manusia bisa mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhannya atau personalisasi. Jenis-jenis profesi seperti akuntan, insinyur, pengacara, dokter, dll mengandalkan cara berpikir dan keterampilan yang kita kenal dengan istilah knowledge worker.

Situasi pun berubah sebagaimana kita rasakan saat ini. Peradaban dunia dan manusia telah berubah menuju era konseptual yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi, globalisasi, dan kemakmuran. Di era konseptual ini, ekonomi tidak lagi ditopang oleh sektor energi, modal dan tenaga kerja. Tetapi ekonomi bergerak karena ide, konsep, kreativitas dan inovasi.

Pergilah Dinda Cintaku

Era konseptual ini mengandalkan empat pilar utama yaitu CAMS, yang merupakan singkatan dari Cloud, Analytics, Mobility, dan Social media. Era konseptual ini disebut juga era ekonomi kreatif, yaitu era yang dijiwai oleh cara berpikir dengan konsep tinggi (high think), teknologi tinggi (high tech), namun menyentuh hati (high touch).

Dalam labor intensive, seperti perusahaan manufaktur di era industri. Tenaga kerja dalam jumlah yang sangat banyak amat dibutuhkan agar sebuah pabrik bisa beroperasi sehingga dapat melahirkan produk yang laku di pasar. Begitu pula pada era tenaga kerja ahli. Pada periode itu, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan memang tidak sebanyak era sebelumnya, namun tetap dibutuhkan untuk menjamin operasionalisasi dari kantor-kantor pekerja.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya