Di Ujung Mimpi yang Akhirnya Dapat Terwujud
- Pixabay/Startupstockphoto
VIVA.co.id – Dalam sebuah keluarga, ada 8 orang bersaudara. Anak pertama sampai keempat sudah menikah dan mempunyai anak. Sedangkan aku adalah anak kelima. Namaku Unut Sapitra, tinggal di Kampung Ondok, Lebak, Banten. Aku lahir pada tanggal 15 November 1997 tepatnya di malam qunut awal fitrah.
Aku punya harapan yang sangat besar di antara keluargaku lainnya. Seingatku, saat aku mulai masuk Sekolah Dasar pertama kali, aku diantarkan ibuku yang sangat sayang kepadaku. Beliau bernama, Umayah. Tepatnya tahun 2004, aku mulai aktif sekolah dengan rasa semangatku. Tahun ke tahun, dari kelas 1 sampai 6 SD aku selalu meraih prestasi di dalam kelasku.
Saat aku naik ke kelas 4 SD, aku bertemu dengan seorang guru yang sangat memberikan inspirasi kepadaku. Namanya Ihat Solihat. Ia mengajar bahasa Inggris di kelasku. Lama kelamaan, aku mengenal dia seperti sosok ibuku yang kedua. Aku diajarkannya dengan penuh kasih sayang dan terngiang kata-kata dari beliau untukku pribadi, “Nut, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Saat itu, saya belum terlalu paham apa maksud perkataannya.
Seiring berjalannya waktu, aku mulai tidak mengenal sosok ibuku yang dulu selalu memberi kasih sayang kepadaku. ”Kemana ibuku?” Iya, dia ada tapi beliau tidak seperti dahulu lagi. Tanpa terasa, aku pun mulai memasuki SMP. Jarak dari rumahku ke sekolah sekitar 14 km. Jarak yang begitu jauh, dan aku hanya mampu 6 bulan saja bersekolah di sana.
Alhamdulilah di depan rumahku, tepatnya di sebelah SD-ku dulu dibangun SMP. Mungkin ini jalan dari Allah agar aku tidak perlu jauh-jauh menimba ilmu karena keluargaku tergolong keluarga yang kurang mampu. Ayahku hanyalah seorang buruh. Dia hanya bekerja jika ada yang membutuhkannya, jika tidak ada paling beliau hanya melihat-lihat sawah saja. Ayahku bernama Emed, dan aku sering bersamanya bermain-main di sawah.
Saat duduk di bangku SMP 5 Leuwidamar, aku tetap selalu meraih prestasi dan mendapat juara terus. Bahkan aku selalu ikut kegiatan seperti OSIS, karate, pramuka, dan paskibra. Alhamdulillah lagi, ternyata bu guru Ihat Solihat juga mengajar di SMP itu. Menjadi tambah semangat hidupku.