Gemerlap Cahaya Kota Bandung dari Bukit Moko
- Topik ANTV
Bukit Moko sebenarnya hanyalah kawasan puncak tertinggi di Kota Bandung. Dari sana, kita bisa melihat hamparan luas Kota Bandung yang dipadati rumah-rumah dan gedung-gedung. Jika berkunjung pada siang hari, kamu hanya akan disuguhkan landscape Kota Bandung yang mirip kotak-kotak puzzle. Tapi, jika kamu datang pada sore menjelang malam hari, sensasinya bisa sangat berbeda.
Kamu bisa melihat taburan cahaya lampu yang begitu luar biasa, ditambah cahaya matahari di langit yang perlahan-lahan akan tenggelam. Indah sekali. Oleh karena itu, momen terbaik berkunjung ke Bukit Moko adalah di saat senja atau malam hari. Karena cahaya lampu-lampu terlihat dengan jelas menyinari Kota Bandung.
Ada juga yang bilang, best moment adalah subuh hari menjelang matahari terbit. Karena Kota Bandung masih ditutupi kabut tebal ditambah taburan cahaya lampu yang masih menyala dan dibantu dengan cahaya matahari yang masih malu-malu menampakkan sinarnya. Sensasi yang berbeda lagi, bukan?
Hanya saja, saya belum merasakan sensasinya di subuh hari. Maklumlah, selain mata masih mengantuk, saya juga tidak tahan udara yang sangat dingin jika nekat datang di subuh hari. Mungkin kamu bisa mencobanya.
Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama, sekitar 30 menit lebih, saya dan teman-teman akhirnya tiba di puncak Bukit Moko pada pukul 22.00 WIB. Udara semakin dingin. Suhu mencapai 18 derajat. Konon katanya, semakin larut maka suhu udara angkanya akan semakin mengecil alias semakin dingin.
Motor kami parkir di depan Warung Daweung. Satu-satunya warung yang ada di puncak Bukit Moko. Dan kita harus masuk melalui warung tersebut untuk melihat landscape keindahan Kota Bandung. Saat masuk akan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp.25 ribu. Dan kita sudah mendapat makanan dan minuman sesuai selera. Malam itu, kami meminta wedang, teh panas, pisang goreng keju, mie goreng, dan sebagainya. Worth it lah untuk biaya segitu.
Warung Daweung adalah sebuah warung yang namanya diambil dari bahasa Sunda yang punya arti warung melamum. Kenapa dinamakan warung melamun? Mungkin dulunya banyak penduduk setempat sering datang ke situ hanya sekadar untuk duduk-duduk dan melamun. Oleh karena itu, sebutan daweung atau melamun begitu melekat. Sehingga dijadikanlah warung tersebut Warung Daweung. Kalau dipikir-pikir, lokasinya memang sangat asyik untuk melamun sih. Asal jangan datang ke situ saat patah hati. Nanti malah berbuat nekat.