Saya Akan Kembangkan Ekonomi Digital di Daerah Tertinggal
- VIVA/Muhamad Solihin
Apakah masih ada ego sektor itu?
Oh masih. Serius, masih ada. Itu tidak mudah, karena itu sangat personal. Tidak semua teman-teman di pemerintahan ini welcome, jika ada orang lain yang mau joint di situ. Dan, itu tidak mudah, dan ada yang merasa bersaing. Ada yang merasa, kok kalian menyaingi kami? Tapi kami jelaskan, kami memang punya anggaran untuk itu, dan itu memang kontribusi kami, supaya outcome-nya bisa lebih baik. Karena apa? Kementerian-kementerian itu juga tidak mampu menyelesaikan seluruh persoalan sendirian kok. Resources itu kan adanya di pemerintahan pusat, provinsi dan di kabupaten.
Sebenarnya, apa indikator sebuah daerah disebut sebagai daerah tertinggal?
Ada beberapa indikator, pertama itu isu tentang perekonomian masyarakat, di situ masuk tentang penduduk miskin dan pendapatan masyarakat perkapita. Kemudian, ada isu sumber daya manusia. Ada isu sarana dan prasarana, kemudian isu tentang kemampuan keuangan daerah dan aksestabilitas. Itu kriteria dan indikatornya. Jadi, semuanya itu dilakukan dengan indeks dan kita menggunakan data BPS (Badan Pusat Statistik). BPS itu sekarang lagi sensus tentang potensi desa, sampai November ada data baru dari BPS.
Kalau sekarang, dari 122 desa tertinggal itu gimana kondisinya? Apakah, angkanya stag atau sudah menurun?
Menurun. Target di RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional) itu kami harus menurunkan 80 kabupaten/kota dari 122 kabupaten tertinggal. Itu target hingga akhir tahun 2019.
Apakah 80 itu angka realistis?
Itu yang saat ini kita sedang lihat. Karena, ini kan tahun-tahun kritis sebenarnya. Artinya, kalau dilihat dari data statistik kami itu on the track. Tapi kan, kita tidak tahu apakah ini benar-benar dirasakan atau tidak kami tidak tahu. Karena, banyak faktor-faktor lainnya seperti ada Pilkada, dan sebagainya. Tetapi, kalau kondisi sekarang ini bisa jadi lebih cepat. Karena, ketika dulu direncanakan itu, belum ada anggaran dana desa. RPJMN itu kan kita susun di tahun 2014, belum ada anggaran untuk dana desa. Sekarang itu ada dana desa, dan itu signifikan pengaruhnya dalam percepatan pembanguna daerah tertinggal, karena uang sudah banyak masuk ke desa-desa, yang tadinya tidak ada uang, sekarang ada uang.