Saya Akan Kembangkan Ekonomi Digital di Daerah Tertinggal

Samsul Widodo, Dirjen Pembangunan Daerah Tertinggal
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Itu memang, isu yang sampai saat ini masih terjadi. Tetapi, semua kegiatan ini kan di-publish di Kementerian Keuangan. Jadi, semua bisa pantau di website kementerian juga, program atau proyek ini ditransfer ke daerah, dan dilelang di daerah. Dan, itu kita awasi ketat, kalau itu pada saatnya mereka tidak serap, tahun depannya kita kurangi. Walaupun demikian, kami selalu meyakinkan pihak-pihak lain. Karena, jujur saja untuk di daerah tertinggal ini kan isu ya juga kapasitas SDM mereka. Jadi, kita tidak bisa punishment begitu saja, mereka itu butuh pendampingan. Sehingga, kami beri pendampingan, kami latih untuk membuat proposal. Kita rutin membuat pelatihan untuk membuat proposal dengan baik, kalau tidak ada pendampingan, tidak akan optimal dana ini terserap.

Kalau dari program yang sudah dirancang oleh Anda sendiri, mana yang menjadi lebih prioritas ?

Kami tidak bisa mengatakan mana yang menjadi prioritas, karena isu dari 122 daerah itu bermacam-macam. Mulai dari SDM, ekonomi, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan sebagainya. Jadi, berbeda-beda memang isunya, tetapi infrastruktur kami merasa ini sudah berjalan, karena ini relatif lebih mudah  untuk mendorong Kementerian PUPR. Kementerian Pendidikan untuk isu distribusi guru, dan Kementerian Kesehatan di distribusi dokter, dsb.

Memang, saat ini kita sedang fokus pada membangun perekonomian melalui potensi-potensi yang ada di daerah tertinggal. melalui apa, melalui platform digital yang saat ini sedang kita bangun. Ini sekaligus menjadi e-commerce literasi untuk memperkenalkan alternatif pemasaran produk-produk yang dihasilkan dari daerah tertinggal. Karena terus terang, selama ini kita hanya fokus pada peningkatan produksi tanpa menyentuh masalah pemasaran. Makanya, kita coba masuk ke wilayah pemasaran melalui platform digital ini. Selama ini bantuan untuk meningkatkan produksi pertanian dari Kementerian Pertanian luar biasa sekali. Tapi untuk program pascapanen, termasuk pemasaran masih sangat minimal. Jadi, itu yang saat ini kita lakukan. Kami sedang mengembangkan ekonomi digital, agar orang-orang yang berada di daerah tertinggal itu bisa jualan secara langsung kepada konsumen di berbagai wilayah. Dengan model begini isu tengkulak  berhasil kita pangkas.