Harga Minyak Rendah, Inovasi Pertamina EP Hasilkan Rp7,8 Triliun
- Dok. Pertamina EP
VIVA – PT Pertamina EP mencatatkan value creation yang terdiri dari efisiensi (cost saving) dan penambahan revenue dari kreativitas dan inovasi pekerja perusahaan selama tiga tahun terakhir senilai total US$566 juta atau setara Rp7,8 triliun (kurs rata-rata Rp13.925 per dolar AS pada tiga tahun terakhir) dari target US$87,5 juta.
Dari 1.602 inovasi yang dihasilkan para pekerja Pertamina EP (PEP) dalam kurun 2017-2019, sebanyak 98 inovasi telah direplikasi, bahkan lima inovasi di antaranya dipatenkan di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Lima inovasi pekerja PEP yang telah mendapatkan hak paten di Kemenkumham itu adalah PC ProveWork Over Well Services (WOWS) PEP Asset 3 Jatibarang Field di Indramayu, Jawa Barat berupa Tubing Test Plug, PC Prove Gitu Gitu Aja dari PEP Asset 1 Jambi Field di Jambi berupa alat penyangga perekam data elektronik untuk mengukur tekanan bawah sumur, dan IP Centribike dari PEP Asset 5 Sangasanga Field di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur berupa alat analisis kadar air sumur minyak portable.
Kemudian RTProve SPE dari PEP Asset 4 Tanjung Field di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan berupa rumahan alat pengukur tekanan pada sumur minyak dan PCProve Super Cyclone dari PEP Asset 5 Tarakan Field di Kota Tarakan, Kalimantan Utara berupa alat pemisah pasir pada sumur produksi minyak.
Berkat dukungan inovasi para pekerja tersebut, produksi anak usaha PT Pertamina sekaligus kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dalam pengawasan SKK Migas dalam tiga tahun terakhir itu pun meningkat.
Tercatat pada 2017 produksi minyak 77.154 barel per hari (BOPD), naik menjadi 79.445 BOPD pada 2018, dan tahun lalu menjadi 82.213 BOPD. Sedangkan produksi gas 1.018 BOPD pada 2017, naik dibandingkan 2016 yang tercatat 989 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), kemudian 1.017 MMSCFD pada 2018, dan 959 MMSCFD pada 2019.
Ketua Divisi Opini dan Kajian Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia, Benny Lubiantara, mengatakan inovasi sejatinya bukan opsi tapi keharusan. Apalagi di era harga minyak rendah, inovasi diharapkan tidak saja menjadikan proses menjadi lebih simpel dan efektif, tetapi berdampak efisiensi biaya dan optimalisasi produksi.