'Banyak yang Bilang, 2015 Tahun Buruk'

Dubes Australia untuk Indonesia, Paul Grigson.
Sumber :
  • SYDNEY MORNING HERALD/Jeffrey Chan

Bali selama ini sudah berhasil menjalankan tugasnya dalam memasarkan diri mereka dan itu yang ingin saya dorong serta lakukan bagi daerah Indonesia lainnya. Selain itu, dengan banyaknya turis Australia yang datang, saya rasa pemerintah Indonesia bisa memberikan free visa. Bukannya saya ingin Australia diperlakukan spesial, tetapi karena Australia memberikan banyak keuntungan ekonomi.

Bagaimana menurut Anda mengenai kebijakan bebas visa ?
Saya kira masalah terbesar bukan visa, tetapi bagaimana memasarkan produk masing-masing, seperti misalnya harus membuat WNI mengetahui apa saja yang bisa mereka temukan di Australia. Jika saya sebutkan Melbourne, WNI sudah tidak  asing lagi dengan daerah itu dan produk-produk yang dihasilkannya. Tetapi jika saya sebut Sidney, Brisbane, atau Perth, mereka masih tetap memikirkan daerah dan produk yang sama yang ada di Melbourne, jadi itulah hal yang harus kita ubah. Soal visa, kami memudahkan wisatawan Indonesia untuk datang. Proses penerimaan pelajar juga sekarang lebih lancar dan mudah dibandingkan dulu. Jadi saya pikir visa bukanlah isu yang terlalu besar.

Grigson ditunjuk sebagai Duta Besar untuk Indonesia sejak Januari 2015. Selama setahun masa jabatannya, ia sudah bisa menikmati makanan khas Indonesia. Ia mengaku menyukai tempe dan kopi khas Indonesia.

Apa pendapat Anda soal kepemimpinan Presiden Jokowi dibandingkan pemerintah yang dulu?
Cara saya berpikir mengenai hubungan kedua negara adalah bukan dengan melihat naik turunnya hubungan, karena pada saat di tingkat hubungan yang tinggi orang-orang akan berpikir kedua negara memiliki hubungan yang sempurna, padahal belum tentu benar. Di samping itu, saat hubungan sedang jatuh maka orang-orang akan berpikir hubungan keduanya sangat buruk, padahal hal itu sebenarnya belum tentu benar juga.

Maka, menurut saya, cara terbaik melihat hal ini adalah seperti sebuah jalan raya yang memiliki kendala di sepanjang jalannya. Kedua negara memiliki hubungan yang sangat dekat sejak dulu dan saya rasa ada tujuan baik antara keduanya, sehingga hal itu bisa menjadi jembatan bagi perbedaan yang ada antara kita.
Banyak orang bilang tahun lalu adalah tahun yang buruk, tapi saya tidak percaya hal itu. Karena bagaimana bisa hubungan kedua negara memburuk, padahal kenyataannya jumlah pelajar Indonesia yang datang ke Australia meningkat dan bagaimana bisa jumlah turis Australia yang datang juga meningkat dan juga sebaliknya. Yang paling penting adalah komunikasi antar kedua pihak.

Apakah Presiden Jokowi dan PM Turnbull akan bisa bekerja sama dengan baik?
Hubungan kita memang tidak akan sempurna, pasti ada saja kendala yang menimpa. Tapi, itu bukan hal yang menjadikan hubungan kedua negara memburuk. Saya rasa Presiden Jokowi mengerti hal ini. Presiden Jokowi dan PM Malcolm Turnbull bertemu tahun lalu, dan keduanya secara baik membicarakan mengenai hubungan bilateral . Tahun ini kita sudah memulai hubungan dengan baik.