Kisah Siswi RI yang Eksperimennya Diuji di Antariksa
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id – Inggrid Dewi Rucita Saragih, siswi SMAN 1 Batam menceritakan kisah perjalanannya hingga eksperimen sederhananya bisa dibawa dan diuji coba oleh astronot Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Eksperimen Inggrid dicoba dalam modul Stasiun Antariksa Jepang (KIBO-ABC) di ISS.
Terpilihnya proposal penelitian Inggrid tak lepas dari program Try Zero G, yang merupakan bagian dari kerja sama dengan Space Environment Utilization Working Group (SEUWG), yang diwadahi oleh Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF). Program Try Zero G merupakan edukasi kepada pelajar soal antariksa di wilayah Asia Pasifik.
Usai proposal penelitiannya terpilih, Inggrid terbang ke Badan Penjelajahan Antariksa Jepang (JAXA) untuk menyaksikan eksperimennya, yang berjudul ‘Box in the Jar’, diuji coba oleh astronot. Eksperimen Inggrid ini untuk mengetahui gaya apung tiga benda yang terdiri dari kayu, polimer, dan alumunium dengan bentuk kubus ukuran 30 milimeter.
"Keseluruhan perjalanan berkesan, terutama ketika melihat eksperimen diuji coba. Itu pasti berkesan, perasaan campur aduk, antara seneng dan takut juga karena airnya cukup banyak. Apalagi, saya bisa berkunjung ke JAXA dalam satu hari penuh," ujar Inggrid penuh antusias di Kantor Lapan, Rawamangun, Jakarta, Senin 19 September 2016.
Perempuan yang merupakan pelajar kelas 12 IPA ini menuturkan, persiapannya dua pekan sampai menjelang hari terakhir pengumpulan proposal. Inggrid mengaku untuk mencari inspirasi, dia menyempatkan membuka beberapa newsletter hingga mempelajari eksperimen apa saja yang sudah dicoba oleh JAXA.
"Inspirasi muncul pas hari H, terakhir pengumpulan. Jadi, ingin menguji tiga benda berbeda dalam kondisi nol gravitasi seperti apa. Sederhana, awalnya minder dengan peserta lainnya, tapi masing-masing punya kreativitas. Percaya diri aja jadinya," ungkapnya.
Pengalaman lainnya, ketika di berada di JAXA, kesempatan Inggrid untuk mengikuti sebuah games, yang mana dia berperan menjadi komandan di antara peserta lainnya.
Inggrid mengisahkan, dalam games itu diikuti enam orang, masing-masing dibagi tugas untuk menjalankan misi simulasi antariksa. Pada kesempatan itu, Inggrid menjadi komandonya.
"Di situ kita diberikan misi seperti kru dalam menjalankan tugas masing-masing dan saya menjadi commander-nya," sambil tersenyum bangga ketika bisa memimpin perwakilan seperti dari Singapura hingga Thailand.