Setelah Selandia Baru, Australia Didesak Berlakukan Larangan Merokok
- Dok. Istimewa
VIVA Dunia – Australia didesak mengikuti jejak Selandia Baru yang memberlakukan larangan total terhadap rokok secara bertahap mulai tahun depan. Larangan rokok atau merokok di Selandia Baru diberlakukan kepada siapa pun warga negara yang lahir setelah tahun 2009 atau mereka yang menginjak usia remaja.
Para ahli mengklaim Australia dapat, dan harus, mengikuti jejak Selandia Baru dalam memberlakukan larangan penuh terhadap rokok. Kathryn Barnsley, juru kampanye utama untuk upaya Tasmania, mengatakan dia yakin tindakan Selandia Baru telah membangkitkan kembali keinginan untuk larangan serupa di negara asalnya.
"Tasmania mungkin menjadi negara bagian pertama yang melakukannya, tetapi saya pikir dorongan itu meningkat secara nasional," kata Dr Barnsley kepada news.com.au.
"Perokok menyumbat sistem rumah sakit, dan dengan begitu banyak tekanan pada rumah sakit, negara bagian akan berupaya menguranginya," sambungnya
Ilustrasi bahaya merokok.
- Pixabay
Penelitian Dr Barnsley menunjukkan sebanyak 70 persen non-perokok Australia mendukung penghentian rokok seperti di Selandia Baru. Namun demikian, kata Barnsley, industri tembakau atau pabrik rokok, bagaimanapun, akan selalu berkampanye menentang larangan merokok.
"Ketika Anda membunuh sebagian besar pelanggan Anda, kelangsungan hidup Anda bergantung pada perekrutan pelanggan yang baru," ungkapnya
Coral Gartner, Direktur Tobacco Endgame Research Centre, meminta Australia untuk mempertimbangkan lebih jauh untuk melarang rokok.
"Ini seperti punya alasan yang jelas untuk menghentikan kecanduan rokok tembakau, akan membawa banyak manfaat bagi Selandia Baru dan negara lain yang mempertimbangkannya," katanya kepada news.com.au.
Itu berarti mereka akan mempersiapkan kebijakan penghapusan produk, dan akan menempatkan rokok setara dengan zat mematikan dan adiktif lainnya.
Memicu Pasar Gelap Rokok
Associate Professor Gartner mengatakan ada yurisdiksi lain yang juga mempertimbangkan langkah-langkah ini, yang dia gambarkan sebagai tahap selanjutnya dari kebijakan pengendalian tembakau.
Ketua pendiri Asosiasi Pengurangan Bahaya Tembakau Australia, Colin Mendelsohn menghindari untuk memberikan dukungan penuh pada kebijakan tersebut, tetapi mengatakan mesti ada substansi di dalamnya.
Larangan itu tidak berdampak pada perokok yang lebih tua, yang paling berisiko, kata Dr Mendelsohn. "Masalah yang kami hadapi adalah orang yang lebih tua tidak berhenti," katanya kepada 2GB.