Austria Berkabung Nasional Usai Tragedi Penembakan di Sekolah Tewaskan 10 Orang

Petugas medis mengevakuasi korban penembakan di Graz Austria
Sumber :
  • Servus TV via AP

Graz, VIVA – Kota Graz, Austria, diguncang insiden penembakan brutal terjadi di sebuah sekolah menengah pada Selasa pagi, 10 Juni 2025.

Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan dan menewaskan 10 orang di tempat. Sementara salah satu korban luka meninggal dunia di rumah sakit.

Melansir dari BBC Internasional, Rabu 11 Juni 2025,  pelaku juga diyakini melakukan bunuh diri di kamar mandi sekolah setelah melakukan serangan. Sehingga total ada 11 orang tewas dalam insiden tersebut, termasuk pelaku.

Polisi menyatakan bahwa dua senjata api legal digunakan dalam penembakan ini, dan pelaku tidak dikenal oleh pihak berwenang sebelum insiden mengerikan tersebut terjadi.

Selain korban tewas, 11 orang lainnya juga luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi serius. Salah satu korban masih dalam kondisi kritis dan mendapat perawatan intensif di rumah sakit setempat.

Polisi berjaga-jaga di TKP penembakan di sebuah sekolah di Graz, Austria

Photo :
  • AP Photo/Heinz-Peter Bader

Kronologi

Insiden penembakan yang terjadi pada Selasa pukul 10 pagi waktu setempat (15.00 WIB) itu mendorong pihak terkait melakukan evakuasi cepat. Para siswa dipindahkan ke Helmut-List-Halle, di mana psikolog darurat dan personel palang merah memberikan bantuan.

Menanggapi kejadian ini, polisi Negara Bagian Styria kemudian melakukan operasi besar yang melibatkan beberapa unit, termasuk pasukan khusus elit Cobra. Sekitar tengah hari, para pejabat menyatakan situasi telah aman, dan kendaraan darurat mulai ditarik dari lokasi kejadian.

Penyerang, yang diidentifikasi sebagai pria Austria berusia 21 tahun dari daerah Graz, adalah mantan siswa sekolah tersebut tetapi tidak lulus, kata Menteri Dalam Negeri Gerhard Karner kepada wartawan. Pihak berwenang meyakini pelaku melakukan aksinya sendirian.

Pelaku dilaporkan memasuki gedung sekolah dengan bersenjatakan pistol dan senapan yang dimiliki secara sah. Dia lalu melepaskan tembakan di dua ruang kelas. Salah satunya adalah bekas ruang kelasnya, dan kemudian menembak dirinya sendiri hingga tewas di kamar mandi sekolah, sebut media Austria.

"Situasinya saat ini sangat tidak jelas. Ini bisa jadi situasi penembakan aktif," sebut pernyataan awal kepolisian kepada Austrian Press Agency, karena ketidakpastian seputar kemungkinan pelaku kedua. Sementara penyelidikan masih berlangsung, pihak berwenang belum mengesampingkan kemungkinan itu.

Berkabung Nasional

Sementara itu, Kantor Polisi Kriminal Negara Austria di Styria tengah menyelidiki motif di balik serangan mematikan itu.

Kanselir Austria Christian Stocker juga mengumumkan tiga hari berkabung nasional, yang akan dimulai pada Rabu. Kanselir juga mengumumkan hening cipta di seluruh negeri yang akan diadakan pada pukul 10:00 waktu setempat (16.00 WIB) untuk menghormati para korban.

Presiden Austria Alexander Van der Bellen menyampaikan kesedihannya yang mendalam atas tragedi penembakan ini dalam sebuah pernyataan di X: “Kengerian ini tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Apa yang terjadi hari ini di sebuah sekolah di Graz benar-benar menyentuh hati negara kita"

Mereka adalah orang-orang muda yang masih memiliki banyak waktu di depan. Seorang guru yang mendampingi mereka dalam perjalanan hidup mereka. Tidak ada yang dapat meringankan rasa sakit yang dirasakan oleh orang tua, kakek-nenek, saudara kandung, dan teman-teman dari mereka yang dibunuh.” kata Bellen.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga menulis di X: “Berita dari Graz sangat menyentuh. Hati saya bersama para korban, keluarga, dan teman-teman mereka. Sekolah adalah simbol masa muda, harapan, dan masa depan. Sulit untuk menanggungnya tatkala sekolah menjadi tempat kematian dan kekerasan.”

Suasana di sekitar Sekolah Menengah Dreierschützengasse, lokasi kejadian dipenuhi isak tangis. Keluarga korban terlihat saling menghibur dan berpelukan dalam kesedihan yang mendalam. 

Polisi dan pejabat pemerintah terus memberikan dukungan kepada para penyintas, dan tim intervensi krisis tetap berada di lokasi untuk membantu para siswa dan staf.