Bangkit dari Serangan AS, Iran Kembali Gempur Israel-Puluhan Rudal Hantam Tel Aviv
- bbc.com
Teheran, VIVA – Ketegangan di Timur Tengah kian memuncak. Beberapa jam setelah Amerika Serikat (AS) bergabung dalam serangan militer Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, Teheran melancarkan serangan balasan besar-besaran ke wilayah Israel, pada Minggu, 22 Juni 2025.
Korps Garda Revolusi Islam mengatakan, untuk pertama kalinya, mereka meluncurkan rudal balistik Kheibarshekan (penghancur benteng) multihulu ledak dalam serangan balasan terhadap rezim Zionis.
IRGC pada hari Minggu memberikan rincian gelombang ke-20 serangan Iran terhadap rezim Zionis sebagai bagian dari Operasi True Promise III. Serangan terbaru diluncurkan dengan menembakkan 40 rudal balistik berbahan bakar padat dan cair ke arah ke arah Haifa dan Tel Aviv.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) menyatakan bahwa Bandara Ben Gurion di dekat Tel Aviv turut menjadi sasaran serangan. Sedikitnya 11 orang dilaporkan terluka.
"Sirene berbunyi di seluruh Israel karena peluncuran rudal Iran lainnya," tulis Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dikutip dari NDTV, Minggu 22 Juni 2025.
Menurut laporan IRGC, rudal Iran mengenai berbagai target seperti bandara Ben Gurion, pusat penelitian biologi rezim Israel, dan pusat komando dan kendali penggantinya.
Rudal balistik berpemandu yang diluncurkan Iran memiliki hulu ledak yang dapat bermanuver dan berdaya ledak tinggi yang dipandu hingga saat-saat terakhir dari dampak yang menghancurkan, pernyataan tersebut mencatat.
Serangan itu terjadi tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa militer AS telah menggempur tiga fasilitas nuklir utama Iran, yakni Fordow, Natanz, dan Isfahan sebagai bagian dari dukungan terhadap operasi Israel.
Seorang pejabat AS mengatakan bahwa serangan tersebut melibatkan pesawat pengebom siluman B-2.
"Serangan itu merupakan keberhasilan militer yang spektakuler. Fasilitas pengayaan nuklir utama Iran telah sepenuhnya dan sepenuhnya dihancurkan," ujar Trump dalam pidato nasional yang disiarkan televisi.
Dalam pernyataannya, Trump menyebut Iran sebagai "pengganggu Timur Tengah" dan memperingatkan bahwa negara itu "harus berdamai sekarang."
"Jika tidak, serangan di masa mendatang akan jauh lebih besar dan jauh lebih mudah," tegasnya.
Serangkaian serangan rudal dan drone terus terjadi sejak konflik bersenjata antara Iran dan Israel meletus pada Jumat lalu, 13 Juni 2025.
Perang dimulai saat Israel meluncurkan "Operasi Rising Lion", menyerang kota-kota di Iran dengan alasan bahwa Teheran hampir mencapai kemampuan untuk membuat senjata nuklir.