Cerita Dokter Bantu Ibu Melahirkan saat RS di Yaman Dibom

Kondisi rumah sakit di Yaman setelah dihantam bom.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id –  Sabtu pagi di kota Abs, Yaman. Ketika itu, perang sipil masih aktif terjadi di sekitarnya. Tak ada yang menyangka di Abs, kota yang dirasa aman bagi penduduk atau bahkan pengungsi dari provinsi yang dilanda konflik ternyata ikut diserang.

Seorang dokter pria asal Indonesia,  Lukman Hakim Bauty melakukan aktivitasnya seperti biasa, berjalan kaki menuju rumah sakit milik pemerintah Abs untuk memeriksa kondisi para pasien, korban peperangan. Setelah memastikan semua aman terkendali, siang hari, ia kembali menuju kantornya tak jauh dari rumah sakit yakni di kantor Medecins Sans Frontieres (MSF) yang terletak di pusat kota Yaman.
 
Sesaat setelah ia tiba di kantor, beberapa orang datang untuk mengabarkan jika RS Abs terkena serangan bom. Semua orang di MSF terkejut dan tidak mempercayai kabar itu, termasuk Lukman, dokter MSF Indonesia yang bertugas di Yaman. Awalnya, mereka mengira jika yang terkena serangan bom hanyalah daerah sekitar kota Abs. Namun, setelah pihak MSF mencari tau kebenaran berita penyerangan itu, mereka segera mengambil tindakan.
 
"Kondisi langsung kacau karena rumah sakit saat itu sedang sibuk-sibuknya, ketika saya memeriksa pagi harinya. UGD penuh, 14 tempat tidur di UGD terisi pasien semua. Poli rawat jalan juga ramai. Para staf MSF yang berada di kantor diminta untuk tetap tinggal dan tidak diperbolehkan ke rumah sakit karena dikhawatirkan ada serangan berikutnya," ujar dokter berusia 35 tahun ini kepada VIVA.co.id, Sabtu 16 Desember 2016.
 
Lukman yang telah bergabung dengan MSF Indonesia sejak 2013 menceritakan, ketika terjadi penyerangan, dia sedang berada di kantor. Akan tetapi, kekacauan di rumah sakit Abs dapat terlihat jelas di depan mata meski dari kejauhan.
 
"Para pasien berhamburan keluar rumah sakit, pasien anak kecil banyak yang digendong orangtua mereka untuk menyelamatkan diri, petugas medis pun banyak yang memanjat tembok rumah sakit. Semua mencoba menyelamatkan diri, tak ada ketenangan," ujarnya.
 
Rumah sakit vakum
 
Setelah serangan mereda, tak dapat dielakkan jika korban luka-luka bertambah jumlahnya. Lukman yang bertugas di Yaman sejak Juni hingga November 2016, harus rela berhenti membantu warga yang terluka, empat bulan setelahnya, November 2016. Hal itu dikarenakan rumah sakit Abs ditutup selama sebelas hari pasca pengeboman.