Cari Black Box Sriwijaya Air di Dasar Laut, KR Baruna Diterjunkan

Direktur Operasional Basarnas, Brigjen (Mar) Rasman.
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA – Kapal KR Baruna Jaya dikerahkan Basarnas untuk melakukan pencarian black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang hingga kini masih belum ditemukan.

Direktur Operasional Basarnas, Brigjen (Mar) Rasman, mengatakan tim SAR gabungan menambah armada kapal dengan mengikutsertakan KR Baruna Jaya dalam operasi pencarian pesawat SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, dengan membawa para personel penyelam untuk pencarian.

"Yang terlibat kalau kemarin 53 kapal, hari ini jadi 54 ada perkuatan. Kalau tidak salah KR Baruna Jaya, tambahan untuk memperkuat deteksi bawah air pencarian black box pesawat,” ujar Rasman saat memberikan keterangan di JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 12 Januari 2021.

Rasman menjelaskan operasi SAR hari ini difokuskan di enam titik lokasi pencarian secara menyelam. Dia yakin akan menemukan black box di salah satu 6 sektor tersebut, mengingat ditemukannya bagian potongan pesawat dan bagian tubuh di enam sektor tersebut.

Baca juga: Mahfud MD Jawab Spekulasi Calon Kapolri Pengganti Idham Azis

"Kemudian dari enam sektor itu kita maksimalkan, khusus untuk mencari black box. Kita diperkuat oleh 4 unsur yang mempunyai kemampuan itu. Itu ada KRI Rigel, Baruna Jaya, kemudian ada dari Kementerian Komunikasi dan Maritim itu KR Ara serta ada tim NTS," ujarnya.

Dalam hal ini, Rasman berharap pengerahan unsur yang memiliki kemampuan deteksi bawah laut itu bisa memaksimalkan pencarian black box.

"Apalagi didukung dengan cuaca yang cukup bersahabat, gelombang yang juga tidak begitu ekstrem. Sehingga tim kita yang ada di lapangan diharapkan bisa untuk melaksanakan tugas dengan baik. Itu kira-kira rencana operasi secara umum," ujarnya.

Diinformasikan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 sekitar pukul 14.40 WIB dan jatuh di perairan Kepulauan Seribu di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.