Pasien Meninggal Usai Dapat Suntikan di RSPH Malang, Keluarga: Anak Saya, Kamu Suntik Apa?

Imam Jazuli ayah dari Alvito Ganiyu Maulidan yang meninggal di RSPH Malang
Sumber :
  • Uki Rama (Malang)

Malang – Imam Jazuli ayah dari Alvito Ganiyu Maulidan (6 tahun) mengungkapkan sejumlah kejanggalan atas kematian anaknya. Alvito sebelumnya, meninggal dunia usai mendapat suntikan dari tenaga kesehatan Rumah Sakit Prasetya Husada (RSPH), Jalan Raya Ngijo, Karang Ploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur. 

Kronologisnya, warga Jalan Pertamanan, Desa Kepuharjo, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang, dimulai pada Minggu 11 Juni 2023. Alvito masih dalam kondisi sehat, dia tidak mengeluhkan sakit apapun, bahkan bermain sepak bola bersama teman sejawat. 

Keesokan harinya pada Senin, 12 Juni dia masih bersekolah. Pulangnya dia mengeluh pusing. Oleh neneknya dia diberi obat penurun panas. Pada Selasa, 13 Juni 2023 dia sudah tidak bernafsu makan, hanya 1 sampai 3 suap sendok saja. 

"Kondisinya semakin menurun tapi masih bisa jalan, dari pada nanti semakin sakit akhirnya saya bawa ke rumah sakit pada pukul 23.30 malam hari. Kenapa ke Prasetya Husada karena paling dekat dengan rumah," kata Imam, Kamis, 22 Juni 2023. 

Imam Jazuli ayah dari Alvito Ganiyu Maulidan yang meninggal di RSPH Malang

Photo :
  • Uki Rama (Malang)

Di RS Prasetya Husada Alvito mendapat penangganan medis. Hasil pemeriksaan petugas kesehatan putranya didiagnosis sementara karena sakit lambung. Sebab kalau tifus atau demam berdarah harus menunggu hasil laboratorium.

"Setelah itu anak saya dipasangi infus, nah setelah itu tubuh Alvito nampak membaik dan segar, bahkan korban sempat makan dan minum. Setelah itu, tiba-tiba anak saya mengalami mual dan saya sampaikan ke nakes. Setelah observasi, nakes membawa dua spet obat dan langsung menyuntikkannya ke cairan infus anak saya," ujar Imam. 

Imam mengaku tidak mengetahui pasti obat yang disuntikkan oleh Nakes. Sebab, suntikan ini langsung diberikan tanpa persetujuan dari keluarga. Nakes langsung menyuntikkan obat ke infus putranya. Tak berselang lama sekitar 5 menit tubuhnya mengalami kejang-kejang dan membiru, bahkan putranya sempat berteriak. 

"Waktu itu saya panik dan berteriak bagaimana ini dok? Alasan saya teriak karena kesannya dokter atau nakes yang bertugas membiarkan putra saja kejang-kejang, tidak langsung merespon. Bahkan beralasan akan mengambil alat, tapi tidak kunjung ada penangganan," tutur Imam. 

Kepanikan Imam semakin memuncak saat dia mengetahui detak jantung putranya berhenti dan dinyatakan meninggal dunia. Kesedihan menyelimuti Imam dan keluarga pada malam itu. Imam pun langsung menanyakan ke nakes yang bertugas.