Pengakuan Delegasi WWF ke-10 Terpukau dengan Pesona Bali
- VIVA.co.id/Maha Liarosh (Bali)
"Pemandangan di sini indah sekali, udaranya juga segar," kata peserta dari Pacific Community Fiji Dave Hebblethwaite.
Dave mengaku merasakan koneksi antara Bali dan Fiji karena sama-sama berada dalam jalur gunung api di kawasan Pasifik.
"Berarti kita berada di jalur gunung api yang sama. Sepertinya kita terkoneksi," kata Dave yang baru pertama kali ke Indonesia.
Kekaguman juga diungkapkan peserta field trip asal Ghana, Afrika Emmanuel Korsah. Ia merasa nyaman selama tinggal di Bali karena iklim negaranya tak jauh berbeda dengan Indonesia.
Menurutnya, Bali memiliki banyak tempat yang menarik dengan keramahan warga dan keunikan budaya yang sulit ditemukan di tempat lain. Korsah yang bekerja di Ghana Water Ltd itu mengaku sangat tertarik untuk menjelajah berbagai tempat di Bali.
"Saya tidak mau hanya tahu jalan dari hotel ke tempat pertemuan saja. Saya membiasakan diri untuk mencari tahu bagaimana tempat tersebut, bagaimana kehidupan masyarakatnya, mengambil beberapa foto, sehingga jadi momen yang tersimpan di memori saya. Very nice," kata Korsah.
Usai mengunjungi Danau Batur, para peserta field trip kemudian mengunjungi Pura Jati Segara, Agromina Songan, Hutan Pinus Glagah Lingga, Ubud Water Palace, dan berakhir di Pasar Seni Ubud.
Di Agromina Songan, peserta berinteraksi dengan petani setempat yang tergabung dalam Kelompok Tani Eka Tunas Merta Songan. Para peserta berkesempatan untuk mencoba memanen pakcoi, sayuran sejenis sawi dari keluarga Brassicaceae. Di lokasi ini, pakcoi ditanam dengan sistem pertanian menggunakan air yang terbatas di lerang Gunung Batur.
Sementara peserta asal Nepal Santosh dibuat kagum melihat kemampuan para petani yang tetap produktif dengan keterbatasan air.
Menampi Beras di Jatiluwih
Delegasi yang berkunjung ke Desa Wisata Jatiluwih langsung ikut menampi beras sekaligus menyaksikan beragam tanaman Anggrek dan Kaktus.
Sebelum memasuki area, rombongan disambut puluhan perempuan asli Jatiluwih, berbaris di kanan dan kiri jalan. Para perempuan berbaris menyambut para peserta, sambil menari Tari Metangi.
Manager Desa Wisata Jatiluwih, John K Purna mengatakan, Tari Metangi ini mencerminkan semangat baru. Arti Metangi ini dalam bahas Bali maupun bahasa Indonesia adalah bangun, sehingga sambutan tari ini diharapkan menjadi semangat bagi masyarakat Bali dan dunia untuk mempertahankan keberlangsungan air bagi kehidupan.