Anak Buah Prabowo Janji Perbaiki Jalan Rusak di Manggarai Sepanjang 536,5 Km

Jalan di Kec Reok Barat, Manggarai, masih banyak berupa jalan tanah dan bebatuan
Sumber :
  • Jo Kenaru

Manggarai, VIVA – Pasangan calon bupati-calon wakil bupati Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), Yohanes Halut-Thomas Dohu menjanjikan perbaikan jalan rusak sepanjang 536,5 kilometer yang tersebar di 12 kecamatan.
 
Selama berkampanye paslon nomor urut 3 itu paling banyak menerima keluhan berkaitan dengan persoalan infrastruktur utamanya kerusakan jalan yang tak kunjung tertangani.

Jika mendapat mandat rakyat Yohan-Thomas memberi garansi bisa mendapatkan anggaran tambahan untuk mempercepat penanganan kerusakan jalan antardesa antarkecamatan.

Cabup Manggarai Yohanes Halut memakai sarung dan sandal jepit saat kampanye

Photo :
  • Jo Kenaru

Dalam konsep anggaran Yohan-Thomas memang akan mengaturnya lebih banyak ke lapen ketimbang HRS.

“Kenapa lapen karena meskipun jumlahnya panjang tapi tidak semahal HRS dan butuh penangan cepat,” kata Yohanes Halut saat menggelar kampanye di Gapong  Kecamatan Cibal, Rabu 20 November 2024 malam.

Butuh 350 miliar

Kandidat yang disokong Gerindra, NasDem, Hanura, PSI dan Gelora itu pede bisa menghadap Presiden langsung demi mendapatkan anggaran tambahan untuk menuntaskan persoalan infrastruktur di kabupaten yang merupakan lumbung pangan NTT. 

“Penanganannya 536 dibagi 5 tahun lebih kurang 100 kilometer per tahun dengan skema anggaran untuk 100 kilometer lapen=70 miliar katakanlah 1 kilometer lapen membutuhkan 700 juta. Dalam setiap tahun (rencana kerja tahunan) 70 miliar selama 5 tahun sebesar Rp.350 miliar,” jelas Halut.

Eks anggota DPRD Provinsi NTT selama 15 tahun itu mengatakan masyarakat Manggarai hari ini amat merindukan perbaikan jalan.

“Karena itu yang bersifat segera dan mendesak itu perbaikan jalan. Jika terpilih saya akan menghadap Ketum kami Bapak Presiden Prabowo saya lapor diri,” kata pria yang biasa dipanggil politisi sandal jepit itu.

Jalan rusak dan pertumbuhan ekonomi

Yohanes Halut mengatakan, kerusakan jalan di Kabupaten Manggarai yang tidak kunjung tertangani berimbas pada terganggungnya pertumbuhan ekonomi masyarakat.

“Jalan ini urat nadi perekonomian dan kerusakan jalan ini bukan persoalan sepele. Kalau lebih banyak jalan rusak maka pertumbuhan ekonomi terganggu. Jalan yang tidak dapat diandalkan menghambat distribusi barang dan orang. Aktivitas bisnis di pedesaan menjadi tertinggal jauh dengan kota. Distribusi hasil panenan petani kita jadinya tidak tepat waktu menyebabkan kerugian bagi petani,” ulas Halut.