Kapal Tongkang Terdampar dan Terjang Puluhan Warung di Pantai Randusanga Indah Brebes

Kapal tongkang terdampar di kawasan Pantai Randusanga Indah, Brebes
Sumber :
  • tvOne/Tri Handoko

Brebes, VIVA – Gelombang tinggi yang terjadi di laut utara Jawa, membuat sebuah kapal tongkang terdampar di kawasan obyek wisata Pantai Randusanga Indah di Brebes Jawa Tengah. Termasuk ombak laut yang tinggi menerjang puluhan warung rusak di komplek wisata tersebut.

Terdamparnya kapal tongkang, membuat warga di Brebes Jawa Tengah dan di media sosial heboh, dikarenakan baru pertama kali sebuah kapal tongkang terdampar dan kandas di tepian kawasan obyek wisata Pantai Randusanga Indah Brebes pada Senin 30 Juni 2025.

Bahkan, kondisi kapal tongkang yang terdampar, hingga Selasa 1 Juli, masih menjadi tontonan warga setempat.

Berdasarkan pantauan langsung dan informasi yang dihimpun, peristiwa kapal tongkang kandas terjadi akibat gelombang tinggi di perairan Jawa wilayah utara.

Peristiwa langka kapal tongkang terdampar, membuat warganet dan masyarakat sekitar mendadak heboh karena belum pernah terjadi sebelumnya.

Ibnu (48), warga Desa Randusanga Kulon Kecamatan Brebes mengatakan, ia yang sudah melihat kapal sejak Minggu 29 Juni. Posisinya, masih di tengah namun karena tersapu gelombang tinggi akhirnya semakin bergeser ke tepi pantai.

"Akibat gelombang tinggi yang terjadi, membuat kapal tongkang semakin menepi hingga kandas dan berjarak hanya sekitar tiga meter bahkan hampir menabrak warung," kata Ibnu kepada awak media.

Meski belum diketahui pemiliknya, namun kapal tongkang yang menjadi tontonan warga bertuliskan Budi Utomo 5 Banjarmasin.

"Kalau panjangnya kapal tongkang, sekitar 67,3 meter dan lebar 18,29 meter. Sehingga, momen langka itu menjadi tontonan baru di Pantai Randusanga Indah," jelas Ibnu.

Sementara gelombang tinggi juga menerjang puluhan warung di Obyek Wisata Pantai Randusanga Indah Brebes. Puluhan warung yang hanya berjarak beberapa meter dari bibir pantai rusak dan tertimbun pasir laut.

Terjangan gelombang tinggi terjadi sejak sepekan terakhir mengikis daratan hingga mengancam kawasan obyek wisata di Kota Brebes itu. Puluhan warung ini pun terpaksa tutup dan para pemilik mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan. 

Ropiah (55), pemilik warung di Pantai Randusanga Brebes mengatakan, terjangan gelombang besar mulai terjadi pada Senin sore sekitar pukul 14.00 WIB. Kemudian pada malam hari gelombang makin tinggi dan merusak puluhan warung di pinggir pantai. Keesokan paginya, pemilik warung langsung beres-beres barang yang bisa diselamatkan. 

"Gelombang tinggi terjadi setiap tahun seperti ini. Pengennya pemerintah bisa membangunkan warung untuk menafkahi keluarga," kata Ropiah.

Hal sama dikatakan pemilik warung lainnya Ono (60). Menurutnya, ada puluhan warung dan rumah makan di pantai tersebut yang diterjang gelombang tinggi. Selain gelombang tinggi, pasang air laut atau banjir rob juga terjadi setiap hari dan menerjang bibir pantai hingga masuk ke pemukiman warga. Gelombang tinggi yang terbesar terjadi pada Senin malam tadi. 

"Saat ini tidak ada yang jualan. Kemarin sore juga warung-warung cuma buka setengah hari. Sorenya, gelombang tambah gede dan merusak warung-warung. Sekarang tidak bisa jualan, karena otomatis pengunjung juga pada takut," kata Ono.

Selain terjangan gelombang tinggi, puluhan pedagang juga menghadapi banjir pasang air laut atau rob yang sudah terjadi dalam beberapa pekan. Warga berharap pemerintah segera melakukan penanganan dengan membuat tanggul pemecah gelombang, termasuk memberikan bantuan warung yang rusak. 

Sementara itu, pihak pengelola Pantai Randusanga Indah Nurkaedi mengakui, warung yang diterjang gelombang tinggi akibat jarak warung yang terlalu dekat dengan bibir pantai. Pihaknya berharap para pemilik warung untuk pindah tempat yang jaraknya aman dari terjangan ombak. 

"Warung di Pantai Randusanga Indah ini totalnya ada 57 warung. Warung yang aktif berjualan ada 50-an. Kemudian warung yang rusak akibat diterjang gelombang tinggi itu ada puluhan," kata Nurkaedi.

Dia mengungkapkan, banjir rob terjadi setiap tahun mulai bulan Mei hingga Juli. Dia menyebut, sejak 30 Juni hingga tiga hari ke depan gelombang besar akan terus terjadi hingga menerjang puluhan warung dan merusak bibir pantai hingga abrasi. Karena sudah terjadi kerusakan warung setiap tahun, pemilik warung akan memperbaiki sendiri.

"Harapannya, warung-warung ini direlokasi ke selatan lagi, jangan terlalu dekat dengan bibir pantai. Jarak antar warung juga jangan terlalu mepet," pungkasnya.