Mantan Rektor UGM Sofian Effendi yang Tuduh Ijazah Jokowi Palsu Kini Cabut Pernyataan, Intip Profil Lengkapnya
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
Jakarta, VIVA – Nama Prof. Dr. Sofian Effendi belakangan kembali menjadi sorotan publik usai pernyataannya yang kontroversial terkait keaslian ijazah Presiden Joko Widodo. Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu sempat menyebut bahwa Jokowi tidak pernah lulus dari Fakultas Kehutanan UGM, hingga mengklaim ijazahnya palsu.
Namun, sehari setelah pernyataan tersebut viral di media sosial, Sofian secara resmi mencabut seluruh ucapannya.
Lalu siapa sebenarnya Sofian Effendi? Berikut profil lengkapnya, dari rekam jejak akademik, karier pemerintahan, hingga kontroversi terbaru yang menghebohkan jagat maya.
Akademisi Senior dan Pakar Kebijakan Publik
Sofian Effendi lahir di Bangka pada 28 Februari 1945. Kini berusia 80 tahun, ia dikenal sebagai akademisi senior di bidang administrasi negara dan kebijakan publik. Sofian merupakan Guru Besar Ilmu Administrasi Negara di Universitas Gadjah Mada (UGM), salah satu institusi pendidikan paling bergengsi di Indonesia.
Sejak muda, ia dikenal tekun membaca dan menaruh perhatian besar pada isu-isu sosial. Pendidikan tingginya dimulai di UGM, di mana ia memperoleh gelar BA Hon. (1966) dan MA (1968) dalam bidang Administrasi Publik.
Ia kemudian melanjutkan studi ke University of Pittsburgh, Amerika Serikat, dan meraih gelar M.PIA (1975) serta Ph.D. dalam bidang Masalah Publik (1978).
Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Sofian Effendi
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
Perjalanan Karier Panjang, dari UGM hingga Istana
Prof. Sofian memiliki karier panjang baik di dunia akademik maupun pemerintahan. Ia pernah menjabat sebagai:
- Asisten Profesor Kebijakan Publik di UGM (1969–1998)
- Direktur Pusat Studi Kependudukan UGM (1983–1994)
- Wakil Rektor UGM Bidang Kerja Sama Internasional dan Perencanaan (1991–1995)
- Rektor UGM (2002–2007)
- Ketua Majelis Wali Amanat UGM (2012–2014)
- Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) (2014–2019)
Di luar kampus, ia juga sempat dipercaya sebagai Asisten Menteri Riset dan Teknologi, Sekretaris Eksekutif Dewan Riset Nasional, hingga Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada era reformasi. Saat ini, ia tercatat sebagai anggota Dewan Pembina The Habibie Center.
Tuduh Ijazah Jokowi Palsu, Lalu Klarifikasi
Nama Sofian kembali viral setelah muncul dalam wawancara di kanal YouTube Langkah Update pada 16 Juli 2025. Dalam wawancara tersebut, ia menyebut bahwa Presiden Joko Widodo tidak pernah lulus dari UGM dan hanya mencapai tingkat sarjana muda.
Bahkan disebut IPK Jokowi tak sampai 2, sehingga tidak lulus program Sarjana (S1). Sofian mengaku mendapat informasi ini berdasarkan cerita yang dia dengar dari sejumlah guru besar di Fakultas Kehutanan UGM, yang dulunya juga kuliah seangkatan dan ada yang beberapa tingkat di atas Jokowi.
"Prof Sunardi baru pulang dari Kanada, dia bikin makalah mengenai ada kaitannya dengan pengembangan industri kayu dan itu yang dipakai (sebagai contekan)," kata Sofian.
Itu juga yang membuat Prof Ahmad Sumitro yang sempat akan menguji namun tidak jadi, karena heran dengan Jokowi yang hanya memiliki gelar B.Sc tapi sudah mau mengajukan skripsi.
"Pada waktu itu tidak jadi (dia menguji), karena tidak ada pembimbing yang mau menilai orang yang tidak lulus, jadi dia belum memenuhi persyaratan untuk mengajukan skripsi," ujarnya.
Sementara Kasmudjo yang disebut-sebut Jokowi sebagai pembimbing skripsi ternyata adalah pembimbing akademik. Sehingga ia tidak pernah melihat skripsi Jokowi. Sofian menambahkan soal ijazah Jokowi yang beredar di media sosial diduga merupakan milik Hari Mulyono, yang merupakan suami pertama dari adik Jokowi yakni Idayati.
Hari Mulyono, menurut dia, merupakan mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yang juga seorang aktivis. Hari dikenal aktif mendaki gunung dan mendirikan Silvagama. Hari Mulyono berhasil menyelesaikan akademiknya dan lulus tahun 1985.
"Kabarnya dia (Jokowi) pinjam ijazahnya Hari Mulyono itu. Hari Mulyono meninggal tahun 2018, dan itu dipinjam dari (Idayati) itu, maka dikasihlah suami, ketua MK itu (Anwar) Usman. Kemudian ijazah ini yang dipalsuin, dugaan saya, dibawa ke jalan Pramuka untuk diubah. Jadi itu kejahatan besar," ungkapnya
Namun, sehari berselang, Sofian menerbitkan surat tertulis bertanggal 17 Juli 2025 yang menyatakan bahwa dirinya mencabut seluruh pernyataannya dalam wawancara tersebut.
"Terkait dengan informasi yang tersebar dari live streaming di kanal YouTube Langkah Update dengan judul ‘Mantan Rektor UGM Buka-Bukaan! Prof Sofian Effendy Rektor 2002–2007! Ijazah Jokowi & Kampus UGM!’ pada tanggal 16 Juli 2025 tentang ijazah atas nama Bapak Joko Widodo, saya menyatakan bahwa pernyataan Rektor UGM Prof. Dr. Ova Emilia tertanggal 11 Oktober 2022 memang sesuai dengan bukti-bukti yang tersedia di Universitas," tulis Sofian
"Sehubungan dengan itu, saya menarik semua pernyataan saya di dalam video tersebut dan memohon agar wawancara dalam kanal YouTube tersebut ditarik dari peredaran," sambungnya
Respons Tegas dari UGM
Pihak Universitas Gadjah Mada merespons dengan tegas tudingan tersebut. Sekretaris Universitas Gadjah Mada, Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, menyayangkan pernyataan Sofian Effendi dan menyebutnya tidak sesuai dengan bukti akademik yang dimiliki UGM.
"Kami menyayangkan pihak-pihak yang telah menggiring beliau untuk menyampaikan opini yang keliru dan tidak berdasar. Pernyataan tersebut akan berdampak hukum dan menjadi risiko bagi Bapak Sofian Effendi secara pribadi," kata Sekretaris Universitas Gadjah Mada, Andi Sandi Antonius Tabusassa Tonralipu, 17 Juli 2025, dikutip dari situs web resmi UGM.
Andi mengatakan sikap UGM tetap pada pernyataan yang disampaikan dalam siaran pers 15 April 2025 soal ijazah Jokowi. Dalam pernyataan resmi, UGM menyatakan Joko Widodo adalah alumnus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.
"Yang bersangkutan telah melaksanakan seluruh proses studi yang dimulai sejak tahun 1980 dengan nomor mahasiswa 80/34416/KT/1681 dan lulus pada tanggal 5 November 1985," tegasnya.